Ejaan dan Tanda Baca Dalam Bahasa Indonesia



EJAAN DAN TANDA BACA DALAM BAHASA INDONESIA
EJAAN adalah keseluruhan pelambangan bunyi bahasa, penggabungan dan pemisahan kata, penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa
Fungsi Ejaan
a.Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b.Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
c.Sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain

Cakupan bahasan ejaan membicarakan tentang:
(1) pemakian huruf vocal dan konsonan,
(2) penggunaan huruf capital dan kursif,
(3) penulisan kosakata dan bentukan kata,
(4) penulisan unsur serapan afiksasi dan kosakata asing, dan
(5) penempatan dan pemakaian tanda baca.
Ke-5 aspek ejaan tersebut ditata dalam kaidah ejaan yang disebut Ejaan yang Disempurnakan sejak1972.

Pemakaian huruf vocal dan konsonan




Huruf Vokal
huruf contoh pemakaian dalam kata vokal di awal di tengah di akhir
ž  a                      api padi lusa
ž  e                      enak petak sore emas kena tipe
ž  i                       itu simpan murni oleh kota radio
ž  u                      ulang bumi ibu
ž  o                      oleh kota radio

Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d,
f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z

Huruf diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi /ay/,/
aw/, dan /oy/.
Berikan contoh kata yang mempunyai unsur huruf diftong?


                              

Deret vokal
adalah dua vokal yang diucapkan dengan tekanan yang sama dan tiap vokalnya menjadi bagian suku kata yang berbeda. Berikut adalah kata-kata yang mengandung deret vokal: mau, tiup, daun, koi, dua, suap, beo, gaet, dan puasa. Dalam kata-kata itu terdapat bunyi-bunyi vokal yang berderet, yaitu /au/, /iu/, /oi/, /ua/, /eo/, dan /ae/.

Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan  huruf yang melambangkan konsonan,yaitu  kh, ng, ny,  dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi  konsonan.

Pemenggalan Kata
Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.(V/V)
Contoh : ta-at bukan taa-t

Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara  dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan  sebelum huruf konsonan(KV/KV) (KV/KKV)
Contoh : ba-pak, ba-rang

Jika di tengah ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan (K/KV)
Contoh :man-di, som-bong

Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua(K/KK)
Contoh : in-stru-men, ul-tra,

Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan  bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian Baris.
Contoh: makan-an, me-rasa-kan
Catatan:
a. Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal.
b. Akhiran -i tidak dipenggal.
c. Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan sebagai berikut.
Misalnya: te-lun-juk, si-nam-bung, ge-li-gi

Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah yang dijelaskan sebelumnya.
Contoh: Bio-grafi, bi-o-gra-fi Foto-grafi, fo-to-gra-fi

PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING
1.      Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai unsur pertama kata pada awal kalimat.
2.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung
3.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
4.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang, Sultan Hasanuddin
5.      Haruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama oran tertentu, Direktur PT. Merdeka.
6.      Huruf kapital dipakai sebagai hurf pertama unsur-unsur nama orang.
7.      Hurf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa, bahasa Inggris
8.      Hurf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah, Perang Dunia ke-2.
9.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi, Gunung Ijen.
10.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali kata seperti, dan.
11.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi, Perserikatan Bangsa-Bangsa.
12.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) didalam nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
13.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unusr singkatan nama gelar, pangkat, sapaan.
14.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan seperti Bapak, Ibu, Saudara, Kakak, Adik, dan Paman yang dipakai dalam penyapaa dan pengacuan.
15.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

CATATAN
ž  Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat
ž  Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
ž  Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
ž  Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipkai sebagai nama.
ž  Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
ž  Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
ž  Huruf Kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.

HURUF MIRING
-          Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan surat kebara yang dikutip dalam.
Contoh: majalah Bahasa dan Sastra.
-          Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Contoh:
·         Huruf pertama kata abad adalah a.
·         Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
·         Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
-          Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
·         Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostama.
·         Negara itu telah mengalami empat kali kudeta

PENULIS KATA
·      Kata dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
·      Kata turunan
-          Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkaian dengan kata dasarnya.
-          Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengankata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
-          Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata menapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
 catatan:
1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu harus dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya:
ž non-Indonesia, pan-Afrikanisme
2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya:
ž Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
ž Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.

Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

Gabungan Kata
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya
ditulis terpisah. Gabungan kata berikut ditulis  serangkai: Adakalanya, bagaimana, barangkali, bilamana, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, darmawisata, dukacita, halalbihalal, kacamata, karatabaasa, kilometer, manakala, manasuka,,

Kata Ganti -ku-, kau-, -mu, dan -nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata  yang mengikutinya; -ku-, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:Apa yang kumiliki boleh kauambil.

Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada

Kata Si dan Sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Singkatan dan Akronim
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih, antara lain:
  1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
  2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumentasi resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
  3. Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
  4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Akronim singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
a.       Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis selurhnya dengan huruf capital.
b.      Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
c.       Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh:
-       rudal peluru kendali
-       tilang bukti pelanggaran
catatan:
jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut:
(1)   Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata Indonesia.
(2)   Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vocal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.

Angka dan Lambang
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
1. Angka digunakan untuk menyatakan
   (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi,
   (ii) satuan waktu,
  (iii) nilai uang, dan
  (iv) kuantitas.
2. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar alamat.
3. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci
4. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan utuh
b. Bilangan pecahan
5. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.Contoh:Paku Buwono X; pada awal abad XX
6. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an. Contoh :tahun ’50-an atau tahun lima puluhan,uang 5000-an atau uang lima ribuan
7. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan
8. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
9. Angka yang menunjukkan bilangan utuh secara besar dapat dieja
10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks, kecuali pada dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
11. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.

0 Response to "Ejaan dan Tanda Baca Dalam Bahasa Indonesia"