PENENTUAN UMUR SIMPAN
Penentuan
umur simpan suatu produk merupakan salah satu komponen yan sangat penting untuk
diketahui oleh produsen, konsumen, penjual dan distributor pada umumnya.
Penetuan ini dapat berfungsi sebagai berikut:
1.
Konsumen : Informasi
mengenai tingkat keamanan dan kelayakan produk, petunjuk perubahan citarasa,
bentuk, warna, kandungan gizi dan lain-lain sehingga tidak akan menimbulkan
bahaya bagi konsumen yang mengkonsumsinya.
2.
Produsen :
Informasi umur simpan ini berfungsi sebagai pemasaran produk dan penditribusian
produk ke pihak selanjutnya. Selain itu, juga sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan kemasan yang akan digunakan.
3.
Penjual dan
distributor : informasi ini akan berkaitan dan membantu dalam hal penanganan
stok barang dagangan dan rentang waktu penjualan. Sehingga, penjual dan
distributor tidak akan mengalami kerugian.
Metode penentuan umur
simpan suatu produk menggunakan 2 metode, yakni:
1.
Extended Strorage Studies (ESS), yakni penentuan tanggal kadaluwarsa dengan cara
menyimpan suatu produk pada kondisi normal sehari-hari dengan terus melakukan
pengamatan terhadap penurunan mutu yang terjadi hingga mencapai mutu
kadaluwarsa. Metode ini menggunakan uji organoleptik yang ditentukan dengan
rentang suhu 28-30ºC dan ruang penyimpanan 75%. Uji organoleptik yang digunakan
adalah kekenyalan, aroma, dan warna produk (Siti Muizzun Nisak, 2011). Contoh:
Dodol Nangka yang disimpan selama 113 hari, dengan penampakana produk yakni
tumbuhnya kapang pada permukaan dodol.
2.
Accelerated Shelf Life Testing (ASLT), metode ini menggunakan kemasan maupun tidak
menggunakan kemasan, penentuan umur simpan ini dengan menggunakan ASLT
dilakukan dengan mempercepat proses degradasi atau reaksi dalam percobaan yaitu
dengan meningkatkan suhu penyimpanan pada beberapa suhu diatas suhu kamar,
sehingga akan mempercepat umur simpan analisis waktu. Metode ini lebih
memfokuskan pendugaan umur simpan pada parameter tektur produk (Muhammad Rizqi
Hasany, et al. 2017). Contoh: Terasi
dengan menggunakan kemasan allumunium foil lebih baik dibandingkan dengan
kemasan plastik HDPE (High Density Poly
Etilenti) (Mohammad Firdaus Nur Cahyo, 2016).
Penentuan umur
simpan suatu produk tidak hanya menggunakan 2 metode diatas juga dapat
diketahuo dengan kondisi cuaca disuatu negara, yakni:
Tabel 1.1 Umur
simpan beberapa produk coklat olahan berdasarkan kondisi normal (subtropis) dan
kondisi tropis
Kategori
Produk
|
Umur Simpan Kondisi Subtropis (bulan)
|
Umur Simpan Kondisi Tropis (bulan)
|
Susu Coklat
|
16
|
12
|
Bahan Coklat
|
24
|
24
|
Coklat Putih
|
16
|
12
|
Coklat untuk isi
bahan pangan
|
18
|
12
|
Coklat isi
kacang
|
12
|
9
|
Wafer Coklat
|
12
|
9
|
Coklat Berlemak
|
12
|
9
|
Sumber :
Kusnandar, 2004
Tabel
Shelf Life Beberapa produk pangan
Shelf-Stable foods
|
Shelf Life setelah code date
|
Makanan bayi
|
|
Cereal :dry mixes
|
Tanggal kadaluarsa tertera pada
kemasan
|
Makanana pada jar kaleng
|
Tanggal kadaluarsa tertera pada
kemasan
|
Formula
|
Tanggal kadaluarsa tertera pada
kemasan
|
Jus
|
1 tahun
|
Makanan kaleng
|
|
Kacang-kacangan
|
3 tahun
|
Ikan:salmon,tuna,sarden,makarel
|
3 tahun
|
Daging:daging merah ataupun unggas
|
2-3 tahun
|
Produk dalam kemasan aseptik
|
|
Susu UHT
|
1 tahun
|
Produk beku: daging unggas atau
sayuran
|
3 tahun
|
Buah
|
3 tahun
|
Sayur
|
3 tahun
|
Kaldu, saus dan sirup
|
|
Saus barbeque
|
1 tahun
|
Madu
|
2 tahun
|
Selai,jelly
|
18 bulan
|
Kecap,saus cabai
|
18 bulan
|
Zaitun
|
18-24 bulan
|
Barang kering
|
|
Cake
|
2-4 hari
|
Permen
|
9 bulan
|
Tepung
|
1 tahun
|
Mie
|
2-3 tahun
|
Gula
|
2 tahun
|
Rempah-rempah
|
Hingga 4 tahun
|
Jagung(kernels)
|
2 tahun
|
Shelf-stable beverage
|
Shelf life code date
|
Cocoa mixes
|
36 bulan
|
Coffee creamer,liquid shelf stable
|
9-12 bulan
|
Coffee creamer,bubuk
|
2 tahun
|
Coffee, ground
|
2 tahun
|
Coffee, instan
|
1-2 tahun
|
Coffee, whole bean
|
1 tahun
|
Jus dalam botol
|
9 bulan
|
Jus dalam box
|
4-6 bulan
|
Jus dalam kaleng
|
18 bulan
|
Susu, evaporated
|
1 tahun
|
Susu, non-fat dry
|
1 tahun
|
Susu, UHT
|
6 bulan
|
Rice milk
|
6 bulan
|
Minuman berkabonasi
|
3 bulan
|
Teh dalam kemasan
|
18 bulan
|
Teh instan
|
3 tahun
|
Tabel diambil dari Second
Harvest Food Bank. 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI UMUR SIMPAN PRODUK
Menurut
Nurul Asiah, et al. 2018 yakni Ada
beberapa faktor yang menyebabkan umur simpan suatu produk mengalami penurunan,
yakni:
1.
Bahan baku produk,
bahan baku ini berkaitan dengan bahan berkualitas tinggi, segar dan tidak
rusak, kadar air dan pH yang tidak tinggi yang menyebabkan tumbuhnya jamur atau
bakteri dan bahan pengawet yang digunakan dalam produk.
2.
Pengolahan, umur
produk ini dipengaruhi oleh faktor pengolahan yang dilakukan oleh produsen.
Produsen harus mengolah bahan baku yang pas (tidak terlalu matang atau mentah)
sehingga daya tahan produk lebih lama, selain itu, produsen juga harus
mengetahui dengan baik bahan baku yang digunakan dalam pengolahan produk yang
pastinya akan berkaitan dengan umur simpan suatu produk.
3.
Jenis Kemasan yang
digunakan, kemasan ini harus menciptakan kondisi penyimpanan yang sesuai
misalnya kemasan dengan komposisi udara yang telah dimodifikasi didalamnya,
oksigen, karbondioksida, dan atau gas inner dengan keseimbangan yang memadahi
dan juga harus tahan terhadap tekanan mekanik. Selain itu, jenis kemasan ini
harus memperhatikan produk yang akan dikemas.
4.
Penyimpanan, hal
yang harus diperhatikan dalam hal penyimpanan yakni kontrol kelembapan,
pencahayaan, dan suhu karena hal tersebut merupakan faktor yang paling sering
mempercepat penurunan kualitas makanan.
5.
Mekanisme
pendistribusian, pada tahap ini bahan harus dikemas dengan baik dan ditempatkan
pada kontainer pada suhu dan kelembapan yang tepat sehingga produk tidak
mengalami perubahan selama proses pengiriman. Alat pengemas dan kendaraan
distribusi sebisa mungkin tidak terkontaminasi selama perjalanan hingga
retailer maupun konsumen.
6.
Penanganan saat
diretailer dan konsumen, penangan umur simpan suatu produk biasanya dicantumkan
didalam kemasan, baik itu tanggal kadaluwarsa, cara penyimpanan produk. Berikut
tugas retailer dan konsumen:
-
Retailer :
menyampaikan barang hingga pada konsumen, retailer ini wajib memiliki gudang
penyimpanan yang baik dan menguasai penanganan bahan dengan benar sehingga
kemungkinan terjadi kerusakan atau kontaminasi bisa diminimalisir.
-
Konsumen, konsumen
ini merupakan rantai terakhir dalam rantai bahan pangan, konsumen harus
memperhatikan aturan penyimpanan dan konsumsi produk sehingga konsumen bisa
mendapatkan kualitas produk sesuai yang tertera pada label dan terjamin
keamanannya.
CARA MEMPERPANJANG
UMUR SIMPAN PRODUK
Umur
simpan produk pangan dapat diperpanjang apabila diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi masa simpan produk. Adapun upaya penanganan produk tersebut,
antara lain:
1.
Meningkatkan nilai
mutu, peningkatan nilai mutu awal produk dapat dilakuakn dengan memilih dan
menggunakan bahan baku yang bermutu baik. berikut grafik mutu awal dan mutu
kadaluarsa produk (Heny Herawati, 2008):
Berdasarkan grafik
diatas, mutu awal Q0-1 dengan batasan mutu sesuai dengan parameter
yang telah ditentukan, hanya memiliki masa kadarluwasa 4 bulan. Dengan
menaikkan mutu awal sebesar Q0-2, dapat memperpanjang masa
kadaluwarsa sebesar 6 bulan lebih. Hal tersebut pada akhirnya akan menggeser
masa kadaluwarsa lebih lama.
2.
Memperlambat laju
penurunan mutu, hal ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki kemasan produk,
faktor penyimpanan, faktor penanganan distribusi, ataupun faktor penanganan
lainnya. Dengan menambahkan alternatif tersebut pada akhirnya akan meningkatkan
masa kadaluwarsa produk pangan yang pada awalnya hanya memiliki masa
kadaluwarsa 4 bulan menjadi ±7 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Asiah, Nurul., Laras
Cempaka dan Wahyudi David. 2018. Pendugaan
Umur Simpan Produk Pangan. UB Press: Penerbit Universitas Bakrie.
Cahyo, Muhammad Firdaus
Nur, Sri Hasturi, Iffan Maflahah. 2016. Penentuan Umur Simpan Terasi Instant
dalam Kemasan. AGROINTEK. Vol. 10: 1.
Hasany, Muhammad Rizqi,
Eddy Afrianto, dan Rusky Intan Pratama. 2017. Pendugaan Umur Simpan Menggunakan
Metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT)
Model Arrhenius pada Fruit Nori. Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan. Vol.
VIII:1.
Herawati, Heny. 2008.
Penentuan Umur Simpan Pada Produk Pangan. Jurnal
Litbang Pertanian. Vol: 27(4).
Nisak, Siti Muizzun, Ida
Bagus Putu Gunadnya, dan I Made Anom S. Wijaya. 2011. Penentuan Umur Simpan
Dodol Nangka dengan Metode Extended
Strorage Studies (ESS). Jurnal FTP Universitas Udayana.
Kusnandar, F. 2004.
Aplikasi Program Komputer Sebagai Alat Bantu Penentuan Umur Simpan Produk
Pangan: Metode Arrhenius. Pelatihan
Pendugaan Waktu Kadaluarsa (Self Life). Pusat Studi Pangan dan Gizi,
Institut Pertanian Bogor.
0 Response to "Penentuan Umur Simpan Produk"
Posting Komentar