Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk
tanaman dengan tujuan untuk melengkapi katersediaan unsur hara. Bahan pupuk
yang paling awal adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang kayu.
Pemakaian pupuk kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannya deposit
garam kalsium di Jerman pada tahun 1839.
Dalam pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis unsur
hara yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara pembentuk pupuk
tersebut. Setiap kemasan pupuk yang diberi label yang menunjukkan jenis dan
unsur hara yang dikandungnya. Kadangkala petunjuk pemakaiannya juga dicantumkan
pada kemasan.karena itu, sangat penting untuk membaca label kandungan pupuk
sebelum memutuskan untuk membelinya. Selain menentukan jenis pupuk yang tepat,
perlu diketahui juga cara aplikasinya yang benar, sehingga takaran pupuk yang
diberikan dapat lebih efisien. Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat
pada terganggunya pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara yang dikandung oleh
pupuk tidak dapat dimanfaatkan tanaman.
A. Penggolongan Pupuk
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik.
1. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi.
2. Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen.
3. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.
1. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi.
2. Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen.
3. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.
Menurut cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu pupuk
daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman.
Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Grow More, dan Vitabloom. Pupuk akar
diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran di tanah. Contoh pupuk akar
adalah urea, NPK, dan Dolomit.
Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni
pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan
ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis,
bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh
air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA dan KCL.
Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled
release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yang dirasakan dari
satu kali aplikasi lebih lama bila dibandingkan dengan pupuk fast release.
Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang dikandung pupuk slow release
dilindungi secara kimiawi dan mekanis.
Perlindungan secara mekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput
polimer atau selaput yang mirip dengan bahan pembungkus kapsul. Contohnya,
polimer coated urea dan sulfur coated urea. Perlindungan secara kimiawi
dilakukan dengan cara mencampur bahan pupuk menggunakan zat kimia, sehingga
bahan tersebut lepas secara terkendali. Contohnya Methylin urea, Urea
Formaldehide dan Isobutilidern Diurea. Pupuk jenis ini harganya sangat mahal
sehingga hanya digunakan untuk tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis tinggi.
B. Jenis-jenis Pupuk
1. Pupuk Sumber Nitrogen
Hampir seluruh tanaman dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat atau amonium
yang disediakan oleh pupuk. Nitrogen dalam bentuk nitrat lebih cepat tersedia
bagi tanaman. Amonium juga akan diubah menjadi nitrat oleh mikroorganisme
tanah, kecuali pada tembakau dan padi. Tembakau tidak dapat mentoleransi jumlah
amonium yang tinggi. Untuk menyediakan nitrogen pada tembakau, gunakan pupuk
berbentuk nitrat (NO3-) dengan kandungan nitrogen minimal 50%. Pada padi
sawah, lebih baik gunakan pupuk berbentuk amonium (NH4+) karena pada tanah yang
tergenang, nitrogen mudah berubah menjadi gas N2. umumnya pupuk dengan kadar N
yang tinggi dapat membakar daun tanaman sehingga pemakaiannya perlu lebih
hati-hati.
a. Amonium Nitrat
Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah
panas. Pupuk ini dapat membakar tanaman jika diberikan terlalu dekat dengan
akara atau langsung kontak dengan daun. Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat
sehingga frekuensi pemberiannya harus lebih sering. Amonium nitrat bersifat
higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama.
b. Amonium Sulfat (NH4)2 SO4
Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen (N) dan 26%
sulfur (S), berbentuk kristal dan kurang higroskopis. Reaksi kerjanya agak
lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Sifat reksinya asam, sehingga tidak
disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk ini sangat baik untuk
sumber sulfur. Lebih disarankan dipakai didaerah panas.
c. Kalsium Nitrat
Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut didalam air,
dan sebagai sumber kalsium yang sangat baik karena mengandung 19% kalsium Ca.
sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.
d. Urea (CO(NH2)2)
Pupuk urea mengandung 46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang tinggi
menyebabkan pupuk ini sangat higroskopis. Urea sangat mudah larut dalam air dan
bereaksi cepat, juga menguap dalam bentuk amonia.
2. Pupuk Sumber Fosfor
a. SP36
Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5.pupuk ini terbuat dari fosfat alam
dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut
dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar.
Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis dan bersifat membakar.
b. Amonium Phospat
Monoamonium Phospat (MAP) memiliki analisis 11.52.0. Diamonium Phospat
memiliki (DAP) analisis 16.48.0 atau 18.46.0. pupuk ini umumnya digunakan untuk
merangsang pertumbuhan awal tanaman (styarter fertillizer). Bentuknya berupa
butiran berwarna cokelat kekuningan. Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut
di dalam air. Sifat lainnya adalah tidak higroskopis sehingga tahan disimpan
lebih lama dan tidak bersifat membakar karena indeks garamnya rendah.
3. Pupuk Sumber Kalium
a. Kalium Chlorida (KCl)
Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat higroskopis.
Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang membutuhkannya, misalnya
kentang, wortel dan tembakau.
b. Kalium Sulfat (K2SO4)
Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%.
Bentuknya berupa tepung putih yang larut didalam air, sifatnya agak mengasamkan
tanah. Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam. Tanaman yang peka
terhadap keracunan unsur Cl, seperti tembakau disarankan untuk menggunakan
pupuk ini.
c. Kalium Nitrat (KNO3
Mengandung 13% N dan 44% K2O. berbentuk butiran berwarna putih yang tidak
bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.
4. Pupuk Sumber Unsur Hara Sekunder
a. Kapur Dolomit
Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk
menaikkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup
baik. Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran
butiran. Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.
b. Kapur Kalsit
Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Dikenal sebagai kapur pertanian yang
berbentuk bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus. Pupuk ini mengandung
90-99% Ca. Bersifat lebih cepat larut dalam air.
c. Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat)
Berbentuk butiran berwarna kuning. Mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12% MgO.
Sifatnya agak sukar larut dalam air. Selain untuk memperbaiki defisiensi Mg,
pupuk ini juga bermanfaat untuk memperbaiki kejenuhan basa pada tanah asam.
d. Kapur Gypsum
Berbentuk bubuk dan berwarna putih. Mengandung 39% Ca, 53% S dan sedikit Mg.
Ditebarkan dalam sekali aplikasi. Jika terkena air, gypsum yang ditebarkan akan
menggumpal dan mengeras seperti tanah liat (cake). Gypsum digunakan untuk
menetralisir tanah yang terganggu karena kadar garam yang tinggi, misalnya pada
tanah di daerah pantai. Aplikasi gypsum tidak banyak berpengaruh pada perubahan
pH tanah.
e. Bubuk Belerang (Elemental Sulfur)
Umumnya, sulfor disuplai dalam bentuk sulfat yang terdapat pada berbagai
jenis pupuk. Kandungan sulfat tersebut tidak berpengaruh dalam penurunan pH
tanah. Selain terdapat dalam berbagai jenis pupuk, bubuk belerang adalah sumber
sulfur yang terbesar, kandungannya dapat mencapai 909%. Namun, bubuk ini tidak
lazim digunakan untuk mengatasi masalah defisiensi sulfur, tetapi tidak lebih
banyak digunakan untuk menurunkan pH tanah. Penggunaannya tidak boleh melebihi
25 gram/m2, karena bubuk sulfur dapat mengakibatkan gejala terbakarnya daun
tanaman (burning effect).
5. Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro
Saat ini kebutuhan pupuk mikro sudah mulai terasa di Indonesia. Beberapa hasil
penelitian melaporkan bahwa tanaman padi sawah dan teh di beberapa daerah di
Jawa sudah memulai membutuhkan tambahan Zn dari pupuk.
Pupuk sebagai unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk, yakni bentuk garam
anorganik dan bentuk organik sintesis. Kedua bentuk ini mudah larut dalam air.
Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam organik adalah Cu, Fe, Zn dan Mn yang
seluruhnya bergabung dengan sulfat. Sebagai sumber boron, umumnya digunakan
sodium tetra borat yang banyak digunakan sebagai pupuk daun. Sumber Mo umumnya
menggunakan sodium atau amonium molibdat.
Bentuk organik sintesis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur logam
yang disebut chelat. Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat mengikat ion
logam seperti yang dilakukan oleh koloid tanah. Unsur hara mikro yang tersedia
dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn.
Selain disediakan oleh kedua jenis pupuk diatas, unsur hara mikro juga
disediakan oleh pupuk majemuk yang beredar di pasaran. Pupuk slow release dan
pupuk daun biasanya dilengkapi dengan satu atau lebih unsur mikro.
a. Pupuk Majemuk
Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas. Berbagai merk, kualitas
dan analisis telah tersedia di pasaran.kendati harganya relatif lebih mahal,
pupuk majemuk tetap dipilih karena kandungan haranya lebih lengkap. Pupuk
majemuk berkualitas prima memiliki besaran butiran yang seragam dan tidak
terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat menggumpal. Hampir
semua pupuk majemuk bereaksi asam, kecuali yang telah mendapatkan perlakuan khusus,
seperti penambahan Ca dan Mg.
Variasi analisis pupuk mejemuk sangat banyak. Meskipun demikian, perbedaan
variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara NPK 15.15.15 dan NPK
16.16.16. Variasi analisis pupuk, seperti 15.15.15, 16.16.16, dan 20.20.20
menunjukkan ketersediaaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk dengan
variasi analisis seperti ini antara lain untuk mempercepat perkembangan bibit;
sebagai pupuk pada awal peneneman; dan sebagai puk susulan saat tanaman
memasuki fase generatif, seperti saat mulai berbunga.
Dalam memilih pupuk majemuk perlu dipertimbangkan beberapa faktor, antara
lain kandungan unsur hara yang tinggi, kandungan unsur hara mikro dan harga
perkilogramnya.contoh cara mempertimbangkan pemilihan pupuk majemuk, variasi
analisis pupuk NPK 20.20.20 memiliki kandungan hara yang lebih tinggi daripada
NPK 15.15.15, tetapi sifatnya sangat higroskopis sehingga mudah sekali
menggumpal. Karena itu, variasi analisis pupuk ini sebaiknya tidak dipilih
karena bagian yang menggumpal tidak dapat digunakan.
b. Pupuk Daun
Daun memiliki mulut yang dukenal dengan nama stomata. Sebagian besar stomata
terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur
penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai daun. Saat suhu
udara terlalu panas, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami
kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka
sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk dalam jaringan daun. Dengan
sendirinya unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga masuk ke dalam
jaringan daun.
Sebenarnya, kandungan unsur hara pada pupuk daun identik dengan kandungan
unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering lebih lengkap karena
ditambah oleh beberapa unsur mikro. Pemilihan analisis yang tepat pada pupuk
daun perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang sama dengan analisis pada
pupuk majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik dan kimia tanah tidak dijadikan
sebagai faktor utama. Sebagai faktor utamanya adalah manfaat tiap unsur hara
yang dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan tanaman dan peningkatan hasil
panen.
Pupuk daun berbentuk serbuk dan cair. Kualitasnya dianggap baik jika mudah
larut di dalam air tanpa menyisakan endapan. Karena mudah larut dalam air,
sifat pupuk daun menjadi sangat higroskopis. Akibatnya tidak dapat disimpan
terlalu lama jika kemasannya telah dibuka.
Kentungan menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap tanaman sangat
cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, tidak menimbulkan
kerusakan sedikitpun pada tanaman, dengan catatan aplikasinya dilakukan secara
benar. Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah konsentrasi pupuk atau
kepekatan larutan pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk daun dinyatakan dalam bobot
pupuk daun yang harus dilarutkan kedalam satuan volume air. Penentuan volume
air dapat diketahui dengan membaca skala pada alat semprot. Angka konsentrasi
ini sering dicantumkan p[ada kemasan pupuk. Jika konsentrasi pupuk yang
digunakan melebihi konsentrasi yang disarankan, daun akan terbakar.
Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari
karena bertepatan pada saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan pada
bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca termasuk
kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah penyemprotan jangan
sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektifitas penyerapan pupuk. Tidak
disarankan menyemprotkan pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi
larutan pupuk yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar.
Contoh pupuk daun yang beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun 14.12.14
dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu dan Zn.
c. Pupuk Organik
Kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk organik jauh lebih kecil
daripada yang sempat di dalam pupuk buatan. Cara aplikasinya juga lebih sulit
karena pupuk organik dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar daripada pupuk
kimia dan tenaga kerja yang diperlukan juga lebih banyak. Namun, hingga
sekarang pupuk organik tetap digunakan karena fungsinya belum tergantikan oleh
pupuk buatan. Berikut ini beberapa manfaat dari pupuk organik.
Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro meskipun dalam jumlah yang jauh
lebih kecil.
Memperbaiki granulasi tanah berpasir dan tanah padat sehingga dapat meningkatkan kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.
Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatkan pH tanah.
Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan air.
Memperbaiki granulasi tanah berpasir dan tanah padat sehingga dapat meningkatkan kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.
Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatkan pH tanah.
Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan air.
Jenis pupuk organik yang banyak dikenal sebagai berikut
- Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak.
Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan
ternak, dan cara penampungan pupuk kandang.
Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki unsur hara yang lebih besar
daripada jenis ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran padat pada unggas
tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine
selalu lebih tinggi daripada kotoran padat.seperti kompos, sebelum digunakan,
pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian kualitas pupuk
kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio.
Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin.
Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung cepat
sehingga terbentuk panas. Pupuk dingin terjadi sebaliknya, C/N yang tinggi
menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak menimbulkan panas.
Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi.
Ciri fisiknya yaitu berwarna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal,
dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan
pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya relatif stabil.
- Kompos
Kompos adalah kasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh
aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos ditentukan oleh besarnya
perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N ratio).
Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai secara
sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih
lama dibanding dengan C/N rasio rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika
memiliki C/N rasio antara 12-15.
Bahan kompos seperti sekam, jerami padi, batang jagung dan serbuk gergaji
memiliki C/N rasio antara 50-100. daun segar memiliki C/N rasio sekitar 10-20.
Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga 12-15. sampai dengan
proses penguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan mikroorganisme tanah
untuk memperebutkan unsur hara. Karena itu disarankan untuk menambah pupuk
buatan apabila bahan kompos yang belum terurai sempurna terpaksa digunakan.
Kandungan unsur hara dalam kompos sangat bervariasi. Tergantung dari jenis
bahan asal yang digunakan dan cara pembuatan kompos. Kandungan unsur hara
kompos sebagai berikut.
- Nitrogen 0,1 – 0,6%
- Fosfor 0,1 – 0,4%
- Kalium 0,8 – 1,5%
- Kalsium 0,8 – 1,5%
Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab,
gembur dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Penggunaan dosis
tertentu pada pupuk kompos lebih berorientasi untuk memperbaiki sifat fisik dan
kimia tanah daripada untuk menyediakan unsur hara.
- Mikroba Penyubur Tanah
Kemajuan ilmu mikrobiologi tanah berhasil memperbanyak mikroba tanah yang
bermanfaat dan mengemasnya sebagai pupuk cair. Mikroba yang telah dikemas ini
kemudian disemprotkan ke tanah hingga berkembang biak dan memberi dampak
positif bagi kesuburan tanah.
Jenis bakteri dan jamur yang biasa digunakan diantaranya Rhizobium,
Lactobacillus, Streptomyces, Micoriza, dan Aspergillus. Jenis dan fungsi
mikroba sangat beragam, cara penggunaanpun berbeda-beda. Karena itu sebaiknya
baca petunjuk pada label atau brosur dengan seksamasebelum menggunakannya.
Mikroba juga membutuhkan waktu untuk berkembang biak sehingga hasil aplikasi
mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada tanaman. Jumlah mikroba
yang telah disemprotkan pun sangat mungkin akan berkurang karena faktor cuaca.
Aplikasi mikroba sebaiknya dilaksanakan secara rutin setiap dua minggu sekali.
Alat semprot yang digunakan sebaiknya bukan yang biasa dipakai untuk menyemprot
pestisida, karena pestisida akan mematikan mikroba. Selain itu, tidak
disarankan menyemprotkan pestisida terutama fungisida pada tanah yang telah
diaplikasi mikroba.
C. Cara Aplikasi
1. Cara Aplikasi Pupuk Kimia
a. Larikan
Caranya, buat parit kecil disamping barisan tanaman sedalam 6-10 cm.
Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini
dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan,
larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali
jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat langsung ditempatkan di
atas tanah.
Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan tanah. Hindari
membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam karena menyebabkan
perkembangan akar tidak seimbang. Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus
ditempatkan pada sisi yang belum mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya cara
ini dilakukan untuk memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan cepat
dan perakaran yang terbatas disarankan untuk menggunakan cara larikan.
b. Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan Tanah
Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran pupuk,
lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur dan pupuk
organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga
perkembangan akarpun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar pupuk urea karena
sangat mudah menguap.
c. Pop Up
Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman benih atau
bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah agar tidak
merusak benih atau biji. Cara ini lazim menggunakan pupuk jenis SP36, pupuk
organik, atau pupuk slow release.
d. Penugalan
Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman sedalam 10-15
cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian setelah pupuk
dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari penguapan. Cara
ini dapat dilakukan disamping kiri dan samping kanan baris tanaman atau
sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini adalah
pupuk slow release dan pupuk tablet.
e. Fertigasi
Pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi.
Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan sistem
sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada pembibitan tanaman Hutan
Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery tanaman yang bernilai
ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh akar dapat
lebih tinggi.
Pada pertanian intensif pemupukan sering dilakukan berkali-kali sehingga
beberapa cara diatas dapat dilakukan bersama-sama dalam satu musim tanam.
2. Cara Aplikasi Pupuk Organik
Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat
yang mudah retak pada musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik dalam
jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocok tanam. Setelah diberi pupuk organik,
dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua perlakuan tersebut dilakukan supaya
sifat fisik tanah membaik dan pemakaian pupuk kimia menjadi lebih efisien.
Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali menyulitkan
proses penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang
dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk
tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan menjadi lebih
kecil. Pupuk organik seperti ini diantaranya dipasarkan dengan merk dagang
Ostindo, OCF, dan Green Pride.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah
sebagai berikut.
- penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti
pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan
tanah yang lebih dalam.
- Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik dari
pada dosis banyak yang diberikan sekaligus.
- Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa jenis sayuran, pupuk organik
sebaiknya ditempatkan pada lubang tanam satu minggu sebelum bibit ditanam.
- Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang
ideal adalah 1:1. sementara itu, perbandingan pupuk kandang dan tanah yang
ideal adalah 1:3.
- Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio
C/N masih tinggi) harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan
penanaman bibit yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk menghindari
dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses penguraian pupuk
organik berlangsung.
0 Response to "Jenis-jenis Pupuk dan Cara Aplikasinya"
Posting Komentar