Cara Melakukan Uji Fishbone (Tulang Ikan)

Judul Jurnal         :    Cause And Effect Diagram Of Food Safety Standards: AEC
                                 Preparation
Penulis                 :    Phuwadol Tangtrongsakol, Pradthana Samunyatorn, et al.
Jurnal                   :    Proceedings of The 4th International Conterebce On
                                 Engineering, Proect, dan Production Management (EPPM
                                 2013)
Asal Penulis         :    School Of Management Technology, Siindhorn International
                                 Institute of Technology, Thammasat University, Pathum
                                 Thani, 12000, Thailand.

Adapun beberapa aspek yang terdapat di Standard Keamanan Pangan dalam jurnal ini, antara lain:
1.        Man (Karyawan)
-          Proper Safety Training (Pelatihan Kelayakan Keamanan), setiap karyawan harus mengikuti kegiatan pelatihan untuk memberikan kepada mereka tentang kepedulian terhadap aturan dan tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas tepung singkong dari kontaminasi atau penurunan. Program pelatihan harus mengulang secara teratur untuk meningkatkan kemampuan individu baik dalam hal pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaanya.
-          Safety Communication among employees (Keamanan Komunikasi antar pegawai), untuk memastikan bahwa sebuah informasi cukup menggambarkan keamanan pangan yang dapat dilewati melalui rantai pasok, organisasi seharusnya membangunnya, mengimplementasikannya, dan menggunakan peraturan yang efektif tentang komunikasi dengan para anggota yang nantinya peristiwa tersebut akan memberikan dampak kepada keamanan pangan yang sudah ada.
-          Proper dress (Pakaian yang layak), setiap pekerja harus menggunakan pakaian kerja yang bersih, sepatu kerja dan tidak boleh ada yang ketinggalan, seperti perhiasan dan jam tangan untuk menghindari terkontaminasi (tercampurnya) ke dalam bahan pangan.
-          Employee healthy (Kesehatan pegawai), karyawan yang terluka dan sakit harus dijauhkan dari bahan pangan dan harus dipindahkan dari tempat kerja secara cepat.
2.        Material (Bahan Baku)
-          Freshness (Kesegaran), singkong harus sudah diproses sekitar 8-12 jam setelah dipanen untuk menjaga kesegaran bahan.
-          Age of raw material (Usia Bahan Baku), pada umumnya usia singkong yang siap dipanen berkisar 10-12 bulan. Di beberapa peristiwa, ada beberapa komoditas yang dipanen sekitar 15-18 bulan.
-          Certified document of raw cassava (Dokument sertifikat bahan baku singkong), lahan bahan baku singkong harus memiliki dokumen sertifikasi seperti Good Agricultural Practices.
-          Contract farming (Kontrak dengan Para Petani), kontrak dengan para petani secara langsung akan memberikan dampak kepada industri tepung singkong untuk mendorong persaingan keuntungan dan jaminan kualitas bahan baku singkongnya.
3.        Method (Metode)
-          Utilization of first in first out approach (Pemanfaatan Pendekatan FIFO), penggunaan pendekatan FIFO ini untuk menjaga kesegaran bahan baku.
-          Supplier evaluation (Evaluasi Suplier), perusahaan harus memiliki prosedur untuk pengevaluasian, pemilihan dan perawatan kelayakan para supplier.
-          Document Control (Pengawasan Dokumen), pengawasan dokumen ini sangat krusial untuk memastikan informasi yang digunakan oleh organisasi atau perorang benar adanya.
-          Package selection (Pemilihan kemasan), berbeda type bahan baku yang digunakan berbeda pula kemasan untuk memastikan keamanan pangannya.
-          Clear separation of related of non-relate zones (Pemisahan kebersihan yang terkait dengan zona yang tidak terkait), lingkungan produksi harus dipastikan dengan jelas pemisahan dari bukan termasuk area produksi.
-          Clear separation of entrance and exit (Pemisahan kebersihan dari jalan masuk dan keluar), sebuah tanaman yang dibudidayakan sebaiknya memiliki pintu masuk dan keluar yang terpisah dengan tujuan untuk menghindari kontaminasi dengan zat yang berbahaya.
-          No production line criss-cross (Tidak adanya produksi secara silang), setiap produksi harus menempatkan hanya pada satu produk saja disetiap waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya.
4.        Machine (Mesin)
-          Proper maintenance (Kelayakan Perawatan), mesin harus dirawat sesuai dengan petunjuk yang ada.
-          Proper location (Kelayakan Tempat), mesin harus diletakkan di lokasi yang diperhatikan baik itu kebersihan dan inspeksi yang ada.
-          Use of clean machine (Petunjuk Pembersihan Mesin), mesin harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menjada kebersihan dan kualitas produk yang dihasilkan.
-          Adequate number of machines (Penomoran Mesin yang memenuhi Syarat), perluanya penomoran msin ini untuk menghindari tekanan pekerjaan yang menyebabkan rendahnya kualitas produksi.
5.        Management (Manajemen)
-          Food safety policy (Kebijakan Keamanan Pangan), manajemen yang baik harus mempertimbangkan kebijakan keamanan pangan seperti halnya sebuah kebijakan inti yang harus di perbarui kualitas produksinya.
-          Commitment to food safety development (Komitmen dalam Pengembangan Keamanan Pangan), manajemen yang baik sebaiknya membuktikan bukti dari pengembangan komitmen dan pemberharuan sistem manajemen keamanan pangan, dan secara terus menerus melakukan perbaikan yang efektif.
-          Food safety team (Tim Keamanan Pangan), manajemen yang baik harus mengetahui hal terpenting dalam kelompok keamanan pangan untuk membuktikan bahwa sistem manajemen keamanan pangan yakni mapan (pasti), pemberdayaan dan perbaikan.
-          Supplying in necessary resources (Penyediaan Sumber Daya yang dibutuhkan), manajemen yang baik harus memastikan kebutuhan penelitian untuk membuktikan standar keamanan pangan.
-          Consultation (Konsultasi), manajemen yang baik harus melaksankan konsultasi kepada karyawan terkait keamanan pangan guna menambah pengetahuan standar keamanan pangan karyawannya.
6.        Environment (Lingkungan)
-          Pest control (Pengawasan Hama), untuk memastikan kualitas yang baik, sebuah perusahaan harus mengendalikan area produksi dari seekor hewan yang tidak diinginkan.
-          Light control (Pengendalian Cahaya), pabrik harus mengendalikan pencahayaan zona produksinya untuk memastikan lingkungan yang baik untuk pekerja.
-          Temperature control (Pengendalian Suhu), lingkungan yang memiliki suhu panas terhadap bahan makanan harus diperlakukan secara tepat berbeda dengan produk yang disimpan dilingkungan dingin harus menghindari berbagai polusi yang merusak produk.
-          Ventilation control (Pengendalian Ventilasi Udara), pabrik harus memastikan kelayakan sistem fentilasi udara untuk memastikan lingkungan kerja yang baik.

-          Dust control (Pengendalian Debu), ledakan debu merupakan salah satu faktor kunci industri tepung singkong dan itu harus dikontrol dengan hati-hati.

0 Response to "Cara Melakukan Uji Fishbone (Tulang Ikan)"