Hakikat Ibadah Dalam Pandangan Islam | Pendidikan Agama Islam



HAKIKAT IBADAH
      Ibadah secara etimologi berarti perendahan diri, ketundukan dan kepatuhan.
      Secara terminologi : Ibadah berarti tunduk dan mengikat diri dengan sepenuhnya kepada seluruh perkara yang disyariatkan oleh Allah dan para Rasul, baik berupa perintah atau larangan.
      Menurut Ibnu Taymiyah: Ibadah adalah segala sesuatu yang mencakup semua hal yang dicintai dan diridhai Allah, baik berupa ucapan dan perbuatan, yang nampak dan yang tersembunyi.
      Maka shalat, zakat, puasa, haji, berkata benar, menyampaikan amanat, berbakti kepada kedua orang tua, silaturrahim, menepati janji, amar ma’ruf nahi mungkar, jihad menghadapi orang kafir , berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil, budak, hewan piaraan, berdoa, berzikir, membaca al Quran, dan yang semisalnya termasuk ibadah.

PEMBAGIAN IBADAH.
Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan.
      ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati): Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (pasrah diri), raghbah (senang) dan rahbah (takut)
      ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati).  shalat, zakat, haji, dan jihad.

CARA BERIBADAH
      Cara beribadah yang harus terpenuhi menurut al-Qur‟an adalah dengan cara “ikhlas”. Bagaimana pun bentuk ibadah dan ragamnya, harus didasari oleh keikhlasan. Q.S. al-Bayyinah (98): 5.
      Muhammad Abduh dalam menguraikan tentang cara beribadah, juga menekankan masalah keikhalasan, yakni khusyu’ dan terhindar dari sifat dan sikap riya’.

FUNGSI DAN TUJUAN IBADAH
Ibadah secara fungsional adalah menumbuhkembangkan nilai-nilai ketauhidan dan mengokohkannya dalam jiwa, semakin sering melakukan ibadah ketauhidannya akan semakin kokoh. Sebaliknya semakin jarang orang melakukan ibadah maka semakin memberikan kesempatan bagi dirinya jauh dari nilai-nilai ketauhidan
Fungsi ibadah, terkait dengan fungsi dan kedudukan manusia sebagai ‘abdullāh (hamba Allah). Ada empat  :
   (a) hamba karena hukum, yakni budak-budak;
   (b) hamba karena penciptaan, yakni manusia dan seluruh makhluk ciptaan Tuhan;
   (c)  hamba karena pengabdian kepada Allah, yakni orang-orang beriman yang menunaikan hukum Tuhan dengan ikhlas
   (d) hamba karena memburu dunia dan kesenangannya

Tujuan ibadah, antara lain:
      Untuk mencapai ketakwaan, QS. Al Baqarah:2:21
      Menjadi orang yang baik menurut Alloh dan manusia (muhsin)
      Mensyukuri Nikmat
      Penghambaan kepada Allah
      Mendekatkan diri kepada Allah

Sebagian salaf berkata, “Siapa yang menyembah Allah  dengan rasa hubb (cinta) saja, maka dia zindiq (istilah untuk setiap munafik, orang yang sesat dan mulhid).
Siapa yang menyembah-Nya dengan raja’ (harapan) semata, maka ia adalah murji’ (orang Murji’ah, yaitu golongan yang mengatakan bahwa amal bukan dari iman. Iman hanya dengan hati saja).
siapa yang menyembah-Nya hanya dengan khauf (takut) saja, maka dia adalah harury (orang dari golongan Khawarij, yang pertama kali muncul di Harurro’, dekat Kufah, yang berkeyakinan bahwa orang mukmin yang berdosa adalah kafir).
Siapa yang menyembah-Nya dengan hubb, khauf dan raja’ maka dia adalah mukmin muwahhid”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah  rahimahullah mengatakan, “Inti agama ada dua pokok, yaitu: kita tidak menyembah kecuali kepada Allah , dan kita tidak menyembah kecuali dengan apa yang Dia syari’atkan, tidak dengan bid’ah. Sebagaimana Allah  berfirman, “Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaknya ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 110).

PENGARUH IBADAH
-          Terhindar dari perbuatan keji dan munkar
-          Terbentuknya pribadi yang tertib dan jujur.

0 Response to "Hakikat Ibadah Dalam Pandangan Islam | Pendidikan Agama Islam"