Laporan Pembuatan Pestisida Nabati dan Pupuk Organik Cair untuk tanaman Leguminosa | Produksi Tanaman Pangan



LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAN PUPUK CAIR











Nama kelompok:
Agribisnis 1B












PROGRAM STUDI D-IV AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2016



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Usaha peningkatan produksi pertanian tidak hanya dilakukan melalui pemupukan tetapi juga melalui upaya perlindungan tanaman agar tanaman bebas dari serangan hama dan penyakit. Salah satu pemberantasan hama tersebut dengan menggunakan berbagai jenis zat kimia yang disebut pestisida. Namun, penggunaan pestisida telah menimbulkan dampak negatif, baik itu bagi kesehatan manusia maupun kelestarian lingkungan. Dampak negatif ini akan terus terjadi jika kita tidak hati-hati dalam memilih jenis dan cara penggunaannya.
Tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang kemudian terdistribusi ke dalam akar, batang, daun dan buah. Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan tumbuhan tersebut termasuk manusia. Secara tidak langsung dan tidak sengaja, tubuh makhluk hidup itu telah tercemar pestisida.
Pestisida tidak hanya beracun bagi hama, tetapi dapat juga mematikan organisme yang berguna, ternak piaraan, dan bahkan manusia, maka agar tehindar dari dampak negatif yang timbul, penyimpanan dan penggunaannya harus dilakukan secara hati-hati dan dilakukan sesuai petunjuk. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida dapat dilakukan dengan cara menggunakan pestisida alami atau pestisida yang berasal dari tumbuhan (pestisida nabati). Pestisida nabati tidak mencemari lingkungan karena bersifat mudah terurai (biodegradable) sehingga relatif aman bagi ternak peliharaan dan manusia.
Pupuk dapat berupa bahan organik atau non organik. Pupuk berbeda dengan suplemen, pupuk mengandung bahan bakar yang dibutuhkan pertumbuhan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Pupuk kimia merupakan pupuk yang berasal dari bahan-bahan kimia sehingga berefek negatif, sedangkan pupuk organik berasal dari sisa-sisa pembusukan atau pengomposan.
Pupuk organik dapat berupa kompos, pupuk hijau atau kotoran ayam dan pupuk cair. Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu. Kelebihan dari pupuk ini dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat.
Berdasarkan uraian di atas pembuatan pupuk organik cair dan pestisida nabati sangatlah penting untuk dikembangkan karena mudah dalam pembuatannya serta bahan yang digunakan mudah dicari. Di sisi yang sama penggunaan pupuk organik cair dan pestisida nabati bisa mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang sangat merugikan.  

1.2    Rumusan masalah
1.      Apa alat dan bahan pembuatan pestisida nabati?
2.      Bagaimana cara pembuatan pestisida nabati?
3.      Apa alat dan bahan pembuatan pupuk organik cair?
4.      Bagaimana cara pembuatan pupuk organik cair?
5.      Apa kekurangan dan kelebihan dari pupuk organik cair dan pestisida nabati?


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Menurut Sonja Verra Vinneke Lumowo (2011) bahwa ekstrak babadotan bersifat sebagai insektisida botanis terhadap larva instar IV S. Litura sebagai makin tinggi konsentrasi ekstrak babadotan diberikan maka ekstrak babadotan semakin tinggi mortalitas larva uji.

Menurut Anik Watyanti, Sudarno dan Endro Sutrisno (2014) bahwa pengaruh penambahan air rendaman sabut kelapa terhadap kandungan unsur hara makro yang paling efektif dengan penambahan sabut kelapa sebanyak 100 ml. Pada fermentasi hari ke 14 kandungan kadar C-organik sebesar 11,69%, N total 2,251%, Fosfor 0,71% dan kalium sebesar 0,029%. Kandungan unsur hara pada hari ke 28 yaitu C-organik sebesar 11,28%, N total 2,366%, Fosfor 0,70% dan kalium sebesar 0,041%. Kandungan unsur hara CNPK sebelum dan sesudah fermentasi mengalami kenaikan pada unsur NK akan tetapi tidak begitu signifikan.




BAB III
PEMBAHASAN


3.1. Alat dan bahan pestisida nabati
2.1.1. Alat pestisida nabati
·           Timba
·           Alat penumbuk
·           Kain saring
·           Kresek

3.1.2. Bahan pestisida nabati
·           Daun sirsak 100 helai
·           Detergen 15 gr
·           Air 5 liter

3.2. Cara pembuatan pestisida nabati
·           Membersihkan daun sirsak.
·           Masukkan daun sirsak ke dalam alat penumbuk, lalu tumbuk sedikit demi sedikit.
·           Tumbuk daun sirsak hingga setengah halus.
·           Siapkan air ke dalam timba sebanyak 5 liter.
·           Masukkan daun sirsak yang ditumbuk tadi, lalu aduk hingga rata.
·           Tambahkan detergen ke dalam campuran tersebut.
·           Aduk kembali.
·           Tutup rapat timba dengan kresek sampai tidak ada celah.
·           Diamkan larutan tersebut selama 24 jam.
·           Saring larutan tersebut dengan kain saring.
·           Larutkan 1 liter cairan pestisida ke dalam 10-15 liter air.
·           Masukkan cairan tersebut ke dalam botol penyemprot.
·           Aplikasikan ke tumbuhan yang dituju.

3.3 Alat dan bahan pupuk organik cair
3.3.1 Alat pupuk organik cair
·           Timba
·           Timbangan digital
·           Gelas ukur
·           Alat penyemprot
·           Pisau
·           Kresek
·           Saringan

3.3.2 Bahan pupuk organik cair
·           Kotoran kambing 500 gram
·           Serabut kelapa 300 gram
·           Molase dari larutan gula merah dan air 500 ml
·           Air cucian beras 500 ml
·           Dedak atau katul 500 gram
·           Air

3.4 Cara pembuatan pupuk organik cair:
·           Pisahkan serabut kelapa dari kulit, lalu timbang dengan timbangan digital seberat 300 gram.
·           Timbang kotoran kambing seberat 500 gram.
·           Timbang dedak atau katul 500 gram.
·           Masukkan serabut kelapa, dedak atau katul, dan kotoran kambing ke dalam timba.
·           Lalu campur sampai merata.
·           Tambahkan air cucian beras secara sedikit demi sedikit, lalu aduk.
·           Tambahkan air molase secara sedikit demi sedikit lalu aduk.
·           Tutup rapat timba dengan kresek.
·           Diamkan selama 7 hari.
·           Saring dengan saringan, lalu campurkan dengan air.
·           Aplikasikan pupuk organik cair tersebut ke tumbuhan yang dituju.

3.5 Kelebihan dan kekurangan pupuk organik cair dan pestisida nabati
3.5.1 Kelebihan pupuk organik cair dan pestisida nabati
1.    Degradasi atau penguraian yang cepat oleh sinar matahari.
2.    Tidak merusak dan membunuh organisme di dalam tanah.
3.    Memiliki pengaruh yang cepat yaitu menghentikan nafsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian.
4.    Memiliki spektrum pengendalian yang luas dan bersifat selektif.
5.    Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT (organisme pengganggu tanaman) yang resisten terhadap pestisida kimia.
6.    Pitotoksitas rendah yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman.
7.    Murah dan mudah dibuat oleh petani.
8.    Bahan-bahannya mudah ditemukan.

2.5.2 Kekurangan pupuk organik cair dan pestisida nabati
1. Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus secara berkelanjutan.
2. Daya racunnya rendah (tidak langsung membunuh serangga).
3. Produksinya belum dapat dilakukan dalam jumlah besar.
4. Kurang praktis.
5. Tidak tahan lama.


BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Pupuk organik cair dan pestisida nabati sangat membantu petani dalam mengatasi serangan OPT (organisme pengganggu tanaman) yang sering merusak tanaman. Selain itu, dalam pembuatan pestisida nabati dan pupuk organik cair bahan-bahan yang dibutuhkan mudah didapatkan dan tidak merusak struktur tanah dan tumbuhan. Namun, dalam pembuatan keduanya tidak bisa dibuat dalam jumlah besar sehingga membutuhkan waktu berulang-ulang dalam pembuatan dan pengaplikasiannya.



                                               DAFTAR PUSTAKA


Verra Vinneke Lumowa, Sonja. 2011. Efektivitas Ekstrak Babadotan (Ageratum Conyzoides L) Terhadap Tingkat Kematian Larva Spodoptera Litura F. Eugenia. 17 (3).

Waryanti, Anik., Sudarno, dan Endro Sutrisno. 2014. Studi Pengaruh Penambahan Sabut Kelapa Pada Pembuatan Pupuk Cair Dari Limbah Air Cucian Ikan Terhadap Kualitas Unsur Hara Makro (CNPK). Universitas Diponogoro.



0 Response to "Laporan Pembuatan Pestisida Nabati dan Pupuk Organik Cair untuk tanaman Leguminosa | Produksi Tanaman Pangan"