Laporan Pengamatan Tananam Padi Beras Merah | Produksi Tanaman Pangan



HASIL PENGAMATAN PADI MERAH
(LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI TANAMAN PANGAN)











Nama kelompok:
Imam Imroni               (361541311063)
M. Ishaq                      (361541311049)
Eni Bintarti                 (361541311054)
Heni Dwi Puspitasari  (361541311040)
Umi Khuriyatul Uma  (361541311041)
Elsa Ida Fatmala         (361541311060)
Maulidiyah Siska        (361541311042)








PROGRAM STUDI D-IV AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Hasil Pengamatan Padi Merah” ini dengan baik. Meskipun, masih banyak kekurangan didalamnya. Selain itu, kami berterima kasih pada bapak Kurniawan Muhammad Nur, SST,.M.M. selaku dosen mata kuliah produksi tanaman pangan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap laporan kami ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai hal-hal penting yang harus diperhatikan saat menanam tanaman padi merah ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah kami ini terdapat kekurangan, dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi memperbaiki laporan kami yang akan datang.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami oleh pembaca. Sekiranya laporan yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun para pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran dari anda demi memperbaiki laporan ini dimasa yang akan datang.






Banyuwangi, 28 Mei 2016



Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................  I
KATA PENGANTAR ................................................................................ II
DAFTAR ISI................................................................................................ III
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 2
BAB III METODOLOGI ............................................................................. 3
3.1  Tempat dan waktu ........................................................................ 3
3.1.1 Tempat.................................................................................. 3
3.1.2 Tanggal dan waktu pelaksanaan .......................................... 3
3.2  Alat dan bahan .............................................................................. 3
3.2.1 Alat ...................................................................................... 3
3.2.2 Bahan ................................................................................... 4
3.3  Langkah-langkah praktikum ......................................................... 5
3.4  Prosedur pelaksanaan .................................................................... 5
3.4.1 Budidaya padi merah .......................................................... 6
3.5  Parameter pengamatan .................................................................. 7
3.5.1 Komponen pertumbuhan ..................................................... 7
3.5.2 Komponen hama yang menyerang tanaman ........................ 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 8
4.1 pH tanah tanaman beras merah ...................................................... 8
4.2 Penentuan keberhasilan panen ....................................................... 8
4.3 Hasil pengamatan padi beras merah ............................................... 8
4.4 Pembahasan ................................................................................... 11
4.5 Temuan dan pembahasan ............................................................... 12
4.6 Hama dan cara pengendaliannya ................................................... 13

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 15
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 15
5.2 Saran .............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16
LAMPIRAN .................................................................................................. 17
Lampiran 1. Jurnal kegiatan Budidaya............................................................. 17
Lampiran 2. Dokumentasi ............................................................................... 18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Padi beras merah merupakan salah satu jenis padi di Indonesia yang mengandung gizi yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, beras merah mempunyai khasiat yang lebih dibandingkan dengan beras putih. Kandungan antisionin dalam beras merah dapat menjadi antioksidan yang baik bagi kesehatan. Komposisi gizi beras merah per 100 gram terdiri atas protein 7,5 gram, lemak 0,9 gram, karbohidrat 77,6 gram, kalsium 16 miligram, fosfor 163 gram, zat besi 0,3 gram, dan vitamin B1 0,21 gram, konsumsi beras merah tanpa penyosohan ternyata mengandung banyak serat, minyak alami, dan lemak esensial yang berguna bagi tubuh.
Berdasarkan kandungan gizinya , maka padi beras merah sangat baik untuk daerah rawan pangan khususnya masyarakat yang berstatus kurang gizi.  Selain itu, konsumsi beras merah dapat mencegah penyakit kanker, kolestrol dan jantung koroner dengan biaya relatif sangat murah dan aman. Namun demikian, di Indonesia padi beras merah kurang mendapatkan perhatian bila dibandingkan padi beras putih, bahkan konsumsi padi beras merah di Indonesia sangat terbatas.
Banyak penelitian yang menyatakan bahwa beras merah memang kaya akan kandungan nutrisi, diantaranya, protein, asam lemak tidak jenuh, betasterol, isoflavon, saponin, Zn, dan juga mevinolin-HMG-CoA. Oleh karena itu, jika beras merah dibudidayakan secara organik merupakan salah satu pilihan yang tepat dan salat satu tanaman pangan yang baik untuk perbaikan gizi masyarakat. Selain itu, kesejahteraan petani akan meingkat.

1.2  Rumusan masalah
Ø  Berapakah pH tanah yang digunakan untuk menanam padi merah?
Ø  Apa faktor yang menetukan berhasil atau tidaknya panen pada tanaman beras merah?
Ø  Bagaimana hasil pengamatan padi merah?

1.3  Tujuan
Ø  Mengetahui pH tanah yang digunakan untuk menanam padi merah.
Ø  Mengetahui faktor yang menetukan berhasil atau tidaknya panen pada tanaman beras merah.
Ø  Mengetahui hasil pengamatan padi merah.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Menurut Rajguru et al (2002) menyatakan bahwa padi beras merah tergolong dalam family Gramineae, sub family Oryzaidae, suku / genus dan spesies Oryza sativa.

Menurut Damarjati et al (2000) menyatakan bahwa salah satu bentuk olahan beras merah paling sederhana adalah pembuatan tepung beras merah. Tepung merupakan salah satu bentuk alternatif produk setengah jadi yang di anjurkan, karena akan lebih tahan disimpan, mudah dicampur (difortifikasi), dibentuk, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis.

Menurut Anonim (2004) menyatakan bahwa tebung beras merah pecah ulit diinformasikan mengandug karbohidrat, lemak, serat, asam folat, magnesium, niasin, fosfor, protein vitamin A, B, C, Zn, dan B kompleks yang berkasiat untuk mencegah brbagai macam penyakit, seperti kanker usus, batu ginjal, beri-beri insomnia, sembelit, dan wasir serta mampu menurunkan kadar gula dan kolesterol.

Menurut Frei (2004) menyatakan bahwa beras merah dan hitam varietas lokal dari Filipina dan Malaysia mengandung betakaroten hingga 0,13 dan 038 ug. Beras merah dan hitam ini selain sangat mendukung penyerapan partikel ke dalam tubuh dan konversi beta-karoten ke dalam vitamin A, juga merupakan senyawa antioksidan dan anti-inflamatori yang dalam tubuh dampaknya mengarah kepada antikanker.

Menurut Widjayanti (2004) menyatakan bahwa beras merupakan sumber bahan pangan fungsional, yaitu bahan makanan alami yang mengalami proses pengolahan dan mengandung satu atau lebih komponen pembentuk dengan fungsi-fungsi fisiologis tertentu dan bermanfaat bagi kesehatan

Menurut Suardi (2005) menyatakan bahwa salah satu jenis beras yang juga menjadi komoditi di Indonesia adalah beras merah. Beras merah sudah lama diketahui bermanfaat bagi kesehatan selain sebagai pangan pokok.

Menurut Balai Besar Penelitian Padi (2009) menyatakan bahwa hama dan penyakit utama yang menyerang tanaman padi antara lain wereng batang coklat (WBC), penggerek batang, tikus, tungro, hawar daun bakteri, dan blas.


BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan waktu
3.1.1 Tempat
Tempat praktikum                         : Lahan belakang Politeknik Negeri Banyuwangi

3.1.2 Tanggal & waktu pelaksanaan
Waktu pemberian pupuk kandang & kimia : Tanggal  :  28 April 2016
                                                                      : Waktu   : 07.30-09.00 WIB
Waktu penanaman padi                               : Tanggal : 07 Mei 2016
                                                                      : Waktu   : 07.30-12.00 WIB
Waktu penyiangan gulma & pengairan       : Tanggal : 13 Mei 2016
                                                                      : Waktu   : 08.00-12.00 WIB
Waktu pemberian pupuk & penyiangan      : Tanggal : 20 Mei 2016
                                                                      : Waktu   : 10.00-12.00 WIB
Waktu pengairan air                                    : Tanggal : 24 Mei 2016
                                                                      : Waktu   : 16.00-17.00 WIB
Waktu pengairan dan penyemprotan           : Tanggal : 30 Mei 2016
                                                                      : Waktu   : 17.00-17.45 WIB
Waktu penyiangan                                        : Tanggal : 02 Juni 2016
                                                                      : Waktu   : 07.00-08.00 WIB
Waktu pemberian pupuk                             : Tanggal : 09 Juni 2016
                                                                      : Waktu   : 07.30-08.30 WIB
Waktu pengairan air                                    : Tanggal : 16 Juni 2016
                                                                      : Waktu   : 09.00-10.00 WIB
Waktu penyebaran pupuk                            : Tanggal : 23 Juni 2016
                                                                      : Waktu   : 16.00-16.30 WIB
Waktu penyemprotan pestisida                   : Tanggal : 23 Juni 2016
                                                                      : Waktu   : 16.30-17.00 WIB

3.2  Alat dan bahan
3.2.1 Alat
Alat untuk pemberian pupuk kandang & kimia:
-          Timba

Alat untuk penanaman padi:
-          Tali rafia/kentengan
-          Penggaris

Alat pemberian pupuk & penyiangan:
-          Timba
-          Timbangan digital

Alat untuk pengairan:
-          Cangkul

Alat untuk pengairan & penyemprotan:
-          Cangkul
-          Timba
-          Alat penyemprot

Alat untuk pemberian pupuk:
-          Timba

3.2.2 Bahan
Bahan untuk pemberian pupuk kandang dan kimia:
-          TSP 5 kg
-          Pupuk kandang

Bahan untuk penanaman padi:
-          Benih padi merah berjumlah 40 benih/lubang
-          Benih padi merah berjumlah 50 benih/lubang

Bahan pemberian pupuk 1:
-          KCL 5 Kg
-          SP-36 2 Kg

Bahan untuk penyemprotan:
-          Air
-          Pestisida
-          Insektisida
-          Fungisida

Bahan pemberian pupuk 2:
-          KCL
-          ZA
-          SP-36

Bahan pemberian pupuk 3:
-          KCL 2 Kg
-          ZA 3 Kg

3.3  Langkah-langkah praktikum
Pengolahan lahan:
-          Tanah diairi sampai penuh, kemudian diberi pupuk kandang & TSP dan didiamkan selama 7 hari.
Penanaman benih:
-          Hitunglah benih sebanyak 50 benih dan 40 benih.
-          Siapkan kentengan, lalu tanamlah benih secara bergantian (50, 40)
-          Masukkan benih kedalam tanah sedalam 3-7 cm.
Penyiangan:
-          penyiangan dilakukan secara tradisional, yaitu dengan menggunakan tangan. cabut gulma dengan tangan atau injak dengan kaki.
Pemberian pupuk:
-          Pupuk ditentukan dosisnya terlebih dahulu, setelah itu dimasukkan kedalam timba
-          Aduk pupuk hingga tercampur rata.
-          Aplikasikan pupuk dengan menggunakan tangan, seperti gerakan melempar.
-          Lakukan hal tersebut sampai semua rata.
Penyemprotan pestisida:
-          Campurkan insektisida sebanyak 2 sendok, fungisida sebanyak 3 kali tumpahan dan 1 botol pestisida.
-          Aduk sampai semuanya tercampur
-          Pestisida dimasukkan kedalam tangki penyemprotan
-          Campur pestisida dengan air sebanyak 18 liter
-          Semprotkan pestisida ketanaman padi, jangan terlalu tinggi. Karena agar pestisida tidak kebawa angin dan bisa membahayakan pernafasan.
-          Lakukan hal tersebut sampai semuanya merata.


3.4  Prosedur pelaksanaan
3.4.1 Budidaya padi merah
a.    Pengolahan lahan
Hal yang pertama dalam pengolahan lahan dengan membersihkan lahan dari tanaman penggangu yang masih tersisa dilahan yang akan digunakan untuk budidaya. Setelah itu, mencampur pupuk kandang dan TSP kedalam lahan yang sudah tergenangi oleh air.

b.    Pembenihan
Pembenihan dapat dilakukan dengan cara semai menggunakan metode SRI ataupun tradisional, pemilihan bibit padi unggul sangatlah penting. Rendam benih padi kedalam air, kemudian buang benih padi yang mengambing, agar mendapatkan benih padi yang berkualitas.

c.    Penanaman
Penanaman dapat dilakukan diawal musim hujan. Penanaman bisa dilakukan dengan metode jajar legowo atau yang lainnya. Jarak tanam yang dapat digunakan adalah 25 X 25 cm, tergantung kebutuhan anda. Penanaman padi benih ini dengan cara silang (40, 50, 40 dst).

d.   Perawatan
Perawatan dapat dilakukan dengan pemberian pupuk, penyulaman. pengairan yang tepat waktu, pengendalian hama, dll. Perawatan dapat sesuai dengan perhitungan masing-masing, dan kondisi lahan yang ada.

e.    Penyiangan, penyulaman dan Pengairan
Penyiangan dapat dilakukan selama 3-4 minggu dengan menggunakan tangan. Cabut tumbuhan yang menggangu pada tanaman dengan tangan atau diinjak. Penyulaman dapat dilakukan ketika tanaman padi sudah berumur 1-3 minggu. Pengairan dapat dilakukan ketika lahan mulai mengalami kekeringan, ketika mau mengadakan pemupukan.

f.     Pemupukan & pengendalian hama
Pemberian pestisida dapat dilakukan selama 15-20 hari sekali, sementara pemberian pupuk organik dapat dilakukan selama 5 hari sekali. Aplikasi pemberian pupuk dan pengendalian hama menggunakan pestisida membutuhkan selang waktu 5 hari.

g.    Panen
Pemanenan dapat dilakukan ketika buah padi sudah mulai merunduk dan berwarna agak kuning kemerah-merahan, dan terisi dengan penuh. Untuk waktu, tergantung varietas yang ditanam. Pemanen bisa menggunakan cara yang tradisonal maupun modern. Cara tradisional dengan menggunakan sabit, sementara cara modern dengan cara menggunakan mesin yang bersamaan dengan perontokan bulir padi.

3.5  Parameter pengamatan
Pengamatan yang dilakukan meliputi informasi tentang pertumbuhan tanaman dan jenis hama yang menyerang tanaman.
3.5.1  Komponen pertumbuhan
Komponen pertumbuhan meliputi:
1)        Pertumbuhan tinggi tanaman
2)        Bunga
3)        Bulir padi

3.5.2  Komponen hama yang menyerang tanaman
Komponen hama yang menyerang tanaman meliputi:
1)        Jenis hama yang menyerang
2)        Cara pengendalian



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 pH tanah tanaman beras merah
Tanaman beras merah merupakan tanaman yang dapat tumbuh dengan pH antara 4,0 – 7,0, yang merupakan pH yang cukup baik bagi tanaman padi. Penggenangan air akan mengubah pH tanah menjadi pH netral (pH 7). Pada awal penanaman dilakukan pemberian pupuk kandang dan TSP pada lahan yang digenangi dan didiamkan selama 7 hari, memiliki tujuan untuk mengubah pH tanah lahan yang berada dibelakang Politeknik Negeri Banyuwangi. Adanya kegiatan tersebut, akan membuat pertumbuhan tanaman padi menjadi lebih baik dengan pH yang netral.

4.2 Penentu keberhasilan panen
Penentuan keberhasilan panen yang melimpah ditentukan oleh pengaplikasian pupuk, pestisida dan pengairan yang tepat dan sesuai dengan dosis yang pas. Dengan penentuan yang tidak berlebihan tersebut, bisa membuat tanaman padi tumbuh dengan maksimal, selain itu juga tidak merusak unsur mikro maupun makro yang ada didalam tanah. Jika kegiatan tersebut sesuai dengan waktu dan pupuk/pestisida yang digunakan maka hasilnya juga bisa maksimal. Memiliki kemampuan dalam menentukan hama apa yang menyerang dan cara penjegahan yang tepat juga termasuk kedalam penunjang keberhasilan panen.

4.3 Hasil pengamatan padi beras merah
Tanaman padi Beras merah dengan menggunakan sistem tanaman 40 dan 50 benih tanaman padi pada setiap lubang, secara kasat mata memiliki kekurangan yaitu tidak tumbuhnnya maksimal tanaman padi, karena persaingan unsur hara yang ketat antara tanaman satu dengan tanaman yang lain. Pertumbuhan anakan juga akan terganggu dan kurang maksimal. Banyak tanaman per lubang juga akan menimbulkan tempat hama dan penyakit bersembunyi dan berkembang, sehingga akan merugikan tanaman itu sendiri. Namun, dengan adanya pengamatan ini, semoga dapat menjawab pertanyaan kekurangan yang akan ditimbulkan oleh sistem tanaman seperti ini.

Tanggal
Sampel
Tinggi
Temuan
40
50
05
Mei
2016
Sampel 1
31
25,4
-
Sampel 2
29,5
27,8
Sampel 3
25,4
35
Sampel 4
32,5
29
Sampel 5
25,7
28
Sampel 6
27,1
25,9
Sampel 7
30
31
Sampel 8
27
33,5
Sampel 9
25,9
28,3
Sampel 10
32
24,9
12
Mei
2016
Sampel 1
40
36,5
-
Sampel 2
36,5
35
Sampel 3
33,5
42,3
Sampel 4
39,7
36,5
Sampel 5
31,5
34
Sampel 6
34,5
33,8
Sampel 7
37,1
38,8
Sampel 8
35
42,3
Sampel 9
35,6
35,5
Sampel 10
39,7
33
19
Mei
2016
Sampel 1
53
43
Gulma, tanaman padi dimakan oleh kambing, belalang.
Sampel 2
50
41
Sampel 3
40,5
48,2
Sampel 4
45,8
41
Sampel 5
39,8
42,2
Sampel 6
40
40
Sampel 7
43,5
45
Sampel 8
43
49,2
Sampel 9
44,2
43,2
Sampel 10
46
40
26
Mei
2016
Sampel 1
61,4
54
Gulma mulai tumbuh, belalang.
Sampel 2
62
58,6
Sampel 3
55,3
53
Sampel 4
52,1
56,7
Sampel 5
49,9
51
Sampel 6
52
51,4
Sampel 7
57
58
Sampel 8
48,4
53
Sampel 9
55,7
52
Sampel 10
54
51,6
02
Juni
2016
Sampel 1
75,7
70
Banyak gulma yang tumbuh, ada hama antara lain: belalang, laba-laba, serangga, walang sangit
Sampel 2
82
77
Sampel 3
76
74
Sampel 4
67
70
Sampel 5
69
70
Sampel 6
66,5
64
Sampel 7
66
72
Sampel 8
53
63,5
Sampel 9
70
61,5
Sampel 10
67
61
09
Juni
2016
Sampel 1
77
73
Hama yang menyerang, antara lain: belalang, walang sangit, daun padi yang ujung banyak yang berwarna kuning. ada bagian padi yang terlihat sehat (gemuk) dan ada yang terlihat kurang sehat (Kurus). pengairan masih terasa kurang terpenuhi dengan baik.
Sampel 2
86
83
Sampel 3
83,5
82,5
Sampel 4
71
70
Sampel 5
77,5
77,5
Sampel 6
76,5
72,5
Sampel 7
74,7
78
Sampel 8
68
74
Sampel 9
74,5
65
Sampel 10
69,5
69
16
Juni
2016
Sampel 1
84
80
Belalang, walang sangit, laba-laba,  kekeringan karena perebutan pembagian air antara kelas 1 dengan kelas yang lainnya. Tanaman padi sudah mulai berbunga dan muncul bulirnya.
Sampel 2
95
92
Sampel 3
82
90
Sampel 4
81
87
Sampel 5
84
88
Sampel 6
84
82
Sampel 7
89
90
Sampel 8
72
84
Sampel 9
92
74
Sampel 10
92
83
23
Juni
2016
Sampel 1
95,3
95,4
Belalang, walang sangit, laba-laba, padi mulai banyak yang mengeluarkan bulir padi, ada padi yang kering dan hampa sebelum pengisian bulir, penggerek batang padi, dan gulma yang mulai meninggi.
Sampel 2
107
102
Sampel 3
95,4
101
Sampel 4
93,1
99,4
Sampel 5
94
98,2
Sampel 6
97
93,7
Sampel 7
101
100
Sampel 8
88,9
96
Sampel 9
105
89
Sampel 10
103
97
Keterangan : Tinggi tanaman dalam ukuran Cm
4.4 Pembahasan
1)      Tinggi tanaman
Tinggi tanaman padi beras merah diantara 10 sampel diatas memiliki pertumbuhan yang beragam dan cukup baik. Pertumbuhan tinggi tanaman yang paling terbaik, terjadi pada sampel 6 dibandingkan dengan sampel yang lainnya. Pertambahan tinggi tanaman pada sampel 9 & 10 tidak terlalu signifikan dikarena dimakan oleh kambing.
Jika kita bandingkan antara tanaman beras merah salah satu lubang berisi 40 benih dan 50 benih jelas sangat berbeda dari tinggi tanaman. Pada tanaman beras merah yang satu lubang berisi 40 benih lebih tinggi dan lebih banyak anakan yang tumbuh. Sementara, tanaman beras merah yang satu lubang berisi 50 benih lebih pendek dan anakan tidak terlalu terlihat dengan jelas. Hal tersebut diakibatkan karena semakin banyaknya tumbuhan yang berebut unsur hara untuk kelansungan hidupnya, sehingga tanaman hanya akan mendapatkan sedikit unsur dari yang seharusnya diterimanya.

2)      Bunga
Bunga tanaman padi sudah terleihat pada 40 HST yaitu pada tanggal 16 Juni 2016. Bunga tanaman beras merah masih tidak begitu banyak. Namun, jika dilihat dengan kasat mata. Bulir yang dihasilkan cukup banyak dalam 1 tangkai. Pemberian pupuk seminggu sebelum tanaman padi merah mengeluarkan bunga sangat efektif dalam proses pembungaan tanaman. Setelah proses pembungaan maka akan terbentuk bulir padi dan masuk kedalam proses pengisian.

3)      Bulir padi
Bulir padi mulai keluar pada 49 HST, pada setiap tanaman padi mengeluarkan jumlah bulir yang yang lumayan banyak. Namun, ada beberapa bulir yang kering dan hampa yang diakibatkan oleh hama penggerek batang padi. Pemberian pupuk ZA dan KCL pada tahapan ini bertujuan agar bulir bisa lebih berisi dan penyemprotan insektisida bertujuan untuk mengusir hama yang menyerang tanaman padi, khususnya pada tahap yang paling penting ini. Pada tanggal 23 Juni 2016 bulir pada ada yang terkena serangan penggerek batang padi, sehingga bulir padi menjadi kering dan hampa. Jika serangan ini dibiarkan, maka akan merusak tanaman padi, sehingga akan berdampak pada gagalnya panen.



4.5 Temuan dan pembahasan
a)      Gulma yang tumbuh dengan cepat

Pertumbuhan gulam yang ada dilahan yang bisa dibilang sangat cepat terjadi satu minggu sekali. Tumbuhnya gulma ini yang sangat cepat ini ditakutkan menjadi salah satu faktor hama dan tumbuhnya inang hama untuk menyerang tanaman padi, selain itu tumbuhnya gulam tersebut juga akan merebut unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan padi untuk tumbuh. Pencabutan gulma ini dilakukan dengan cara tradisional untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan kedepannya.

b)      Pertumbuhan tanaman yang tidak rata
Pertumbuhan tanaman yang tidak rata ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: pemberian irigasi air yang tidak merata, sehingga ada tanaman yang tidak mendapatkan kandungan air yang cukup, akibatnya pertumbuhan tanaman terganggu. Selain itu, faktor penyebaran pupuk yang tidak rata juga menjadi salah satunya. Pemberian pupuk ini bertujuan untuk menambah kandungan unsur mikro yang ada didalam tanah, jika penyebaran tidak rata maka akan berdampak pada kurangnya kandungan unsur mikro yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga menghambat pertumbuhan tanaman tersebut.

c)      Bulir padi kering dan hampa

Gejala ini diakibatkan karena tanaman padi terserang oleh penggerek tanaman padi. Gejala yang diakibatkan karena terserang hama ini seperti gambar diatas, jika dibiarkan saja maka hasil panen akan menurun dan merusak tanaman padi.
4.6  Hama dan cara pengendaliannya
a)      Belalang


Belalang merupakan salah satu hama yang sering kita jumpai dilahan persawahan, khususnya tanaman padi. Belalang memiliki kemampuan melompat yang sangat baik, sehingga akan menyerang daun, batang padi bahkan tunas padi yang masih muda/tua dan menjadikannya sebagai makanan. Gejala tanaman yang terserang belalang adalah bekas gigitan berbentuk sobekan bergirigi tidak beraturan, bahkan pada serangan berat hanya akan menyisakan tulang daun saja. Pengaplikasian pestisida pertama, tidak mengendalikan belalang secara penuh. Belalang kembali lagi ketanaman pada minggu berikutnya. Belalang dapat diatas dengan memusnahkan telur dan menangkapnya, lalu dimusnahkan.

b)      Walang sangit

Hama walang sangit merupakan hama yang sering sekali menyerang tanaman padi. Hama ini menyerang merusak bulir padi pada saat fase pemasakan, jika hama ini diganggu akan mempertahankan diri dengan cara mengeluarkan bau. Selain sebagai mekanisme pertahanan diri, bau ini juga berfungsi sebagai alat untuk menarik lawan jenis.
Pengaplikasiaan insektisida yang pertama 30 Mei 2016 tidak bisa mengusir dengan baik, malahan mengundang hama ini datang kelahan pada minggu berikutnya. Cara pengendalian walang sangit ini bisa ditangkap menggunakan jaring dan dibakar sebelum fase pembuangaan, dan memberikan umpan walang sangit dengan menggunakan ikan yang sudah busuk, daging yang rusak atau dengan kotoran ayam kemudian disemprot dengan insektisida. Pengaplikasian insektisida kedua ini diharapkan dapat mengusir dan mengatasi masalah hama ini.

c)      Penggerek batang


Hama penggerek batang merupakan hama yang sangat penting pada tanaman padi dan sering menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil panen secara nyata. Hama ini menyerang bulir padi yang akan mengisi bulirnya. Tanaman pada yang terkena hama ini akan nampak seperti gamabr sebelah kanan, bulir padi akan kering dan hampa. Jika hama ini tidak ditangani dengan cepat, maka akan merusaka tanaman padi yang diserangnya dengan membabi buta. Pengendalian yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan kelompok telur, secara fisik dapat menyabit tanaman serendah mungkin dan penggenangan air sawah setinggi 10 cm, batang padi akan busuk sehingga larva mati.

d)     Kumbang koksi/kepik

Kumbang adalah hama yang sangat bermanfaat bagi petani. Karena kumbang ini menjadi salah satu predator bagi hama kutu daun, kutu kebul/putih dan sejenisnya. Hewan ini mudah dikenali karena bentuknya yang khas dengan punggung seperti kura-kura dan berwarna dengan tutul hitam.



BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pertumbuhan tanaman padi beras merah dengan 40 benih dan 50 benih setiap lubang, menghasilkan beberapa kesimpulan, antara lain: lubang yang berisi 50 benih tanaman padi, pertumbuhannya tidak maksimal dan anakannya pun cenderung tidak kentara dengan jelas, berbeda dengan lubang yang berisi 40 benih tanaman padi. Hama-hama yang menyerang tanaman padi, antara lain: belalang, walang sangit, penggerek batang padi. Belalang merupakan hama yang menyerang tanaman padi paling lama diantara lainnya.
Pengaplikasian penyemprotan insektisida pada tanaman padi, tidak menghasilkan dampak yang begitu signifikan. Hama belalang masih saja muncul kembali, meskipun tidak sebanyak sebelumnya. Masalah belalang belum teratasi kini muncul walang sangit dan penggerek batang padi yang mulai menyerang tanaman. Pengaplikasian pupuk mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, namun ada beberapa tanaman padi yang tumbuh tidak rata, karena penyebaran pupuk yang tidak merata.

5.2 Saran
Kurangnya komunikasi antar kelas menjadi salah satu kendala dalam praktikum ini. Sebagian besar setiap kelas mementingkan lahannya sendiri, khususnya dalam masalah pengairan. Sehingga, lahan kelas satu dengan yang lainnya ada yang kekurangan air. Selain itu, masalah informasi yang kurang tersebar dengan merata juga menjadi salah satu kendala yang sangat fatal, baik bagi mahasiswa itu sendiri dan proses praktikumnya.
Semoga untuk praktikum yang akan datang akan lebih baik komunikasinya sehingga kelas satu dengan kelas lain tidak saling egois dan bisa saling peduli dengan kelas yang lainnya.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Produk spesial depot sehat: Homepage. http://www.depotsehatcomprod_detail.php?=CRPE.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2009. Refleksi Kinerja Balai Besar Penelitian Padi 2005-2009. Sukamandi Jawa Barat.

Damardjati, D.S., S. Widowati, J. Wargiono, dan S. Purba. 2000. Potensi dan Pendayagunaan Sumber Daya Bahan Pangan Lokal Serealia, Umbi-umbian, dan Kacang-kacangan untuk Penganekaragaman Pangan. Makalah pada Lokakarya Pengembangan.

Frei, K.B. 2004. Improving the nutrient availability in rice-biotechnology or bio-diversity. In A. Wilcke (Ed.) Agriculture & Development. Contributing to International Cooperation 11(2): 64–65.

Rajguru, N.R. Burgos. D.R. Gealy, C.H. Sneller, and J.McD. Stewar. 2002. Genetic Diversity of red rice in Arkansas. In Rice research studies.. Arkansas Agricultural Experiment Station , Fayetteville, Arkansas 72701.  p. 99–104.

Suardi, K. D. 2005. Potensi Beras Merah Untuk Peningkatan Mutu Pangan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi Sumberdaya Genetik Pertanian. Bogor.

Widjayanti, E. 2004. Potensi dan prospek pangan fungsional indigenous Indonesia. Seminar Nasional Pangan Fungsional Indegenous Indonesia: Potensi, Regulasi Keamanan, Efikasi dan Peluang Pasar. Bandung, 6-7 Oktober 2004.




LAMPIRAN

Lampiran 1
JURNAL KEGIATAN BUDIDAYA
Tanggal
Budidaya
Temuan
28/04/16
Pemberian pupuk kandang dan TSP
-
07/05/16
Penanaman, pembuatan ketengan
-
13/05/16
Penyiangan gulma dan pengairan
Banyaknya gulma yang tumbuh dan kekurangan air
20/05/16
Pemberian pupuk Urea & pupuk kandang
-
24/05/16
Pengairan air
-
30/05/16
Penyemprotan pestisidan dan pengairan air
Belalang, walang sangit.
02/06/16
Penyiangan, pengambilan data
Banyak gulma yang tumbuh, ada hama antara lain: belalang, laba-laba, serangga, walang sangit
09/06/16
Pengambilan data, pengairan dan pengamatan
Hama yang menyerang, antara lain: belalang, walang sangit, daun padi yang ujung banyak yang berwarna kuning. ada bagian padi yang terlihat sehat (gemuk) dan ada yang terlihat kurang sehat (Kurus). pengairan masih terasa kurang terpenuhi dengan baik.
16/06/16
Pengambilan data, pengamatan dan pengairan
Belalang, laba-laba, tanaman padi sudah mulai keluar bunga dan bulir padinya.
23/06/16
Penyebarang pupuk, pengamatan, dan penyemprotan insektisida
Bulir padi ada yang mengering dan hampa, belalang, walang sangit, penggerek batang.





0 Response to "Laporan Pengamatan Tananam Padi Beras Merah | Produksi Tanaman Pangan"