HASIL PENGAMATAN
PADI MERAH
(LAPORAN
PRAKTIKUM PRODUKSI TANAMAN PANGAN)
Nama kelompok:
Imam Imroni (361541311063)
M. Ishaq (361541311049)
Eni Bintarti (361541311054)
Heni Dwi Puspitasari (361541311040)
Umi Khuriyatul Uma (361541311041)
Elsa Ida Fatmala (361541311060)
Maulidiyah Siska (361541311042)
PROGRAM STUDI
D-IV AGRIBISNIS
POLITEKNIK
NEGERI BANYUWANGI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Hasil Pengamatan Padi
Merah” ini dengan baik. Meskipun, masih banyak kekurangan didalamnya. Selain
itu, kami berterima kasih pada bapak Kurniawan Muhammad Nur, SST,.M.M. selaku
dosen mata kuliah produksi tanaman pangan yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap laporan kami ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
hal-hal penting yang harus diperhatikan saat menanam tanaman padi merah ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah kami ini terdapat
kekurangan, dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi memperbaiki laporan kami yang akan datang.
Semoga laporan sederhana ini dapat
dipahami oleh pembaca. Sekiranya laporan yang telah kami susun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun para pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran dari anda demi memperbaiki laporan ini dimasa yang akan
datang.
Banyuwangi, 28 Mei 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ I
KATA PENGANTAR ................................................................................ II
DAFTAR ISI................................................................................................ III
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA ................................................................. 2
BAB III
METODOLOGI ............................................................................. 3
3.1 Tempat
dan waktu ........................................................................ 3
3.1.1 Tempat.................................................................................. 3
3.1.2 Tanggal dan waktu pelaksanaan .......................................... 3
3.2 Alat dan
bahan .............................................................................. 3
3.2.1 Alat ...................................................................................... 3
3.2.2 Bahan ................................................................................... 4
3.3
Langkah-langkah praktikum ......................................................... 5
3.4 Prosedur
pelaksanaan .................................................................... 5
3.4.1 Budidaya padi merah .......................................................... 6
3.5 Parameter
pengamatan .................................................................. 7
3.5.1 Komponen pertumbuhan ..................................................... 7
3.5.2 Komponen hama yang menyerang tanaman ........................ 7
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN ..................................................... 8
4.1 pH tanah tanaman beras merah ...................................................... 8
4.2 Penentuan keberhasilan panen ....................................................... 8
4.3 Hasil pengamatan padi beras merah ............................................... 8
4.4 Pembahasan ................................................................................... 11
4.5 Temuan dan pembahasan ............................................................... 12
4.6 Hama dan cara pengendaliannya ................................................... 13
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 15
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 15
5.2 Saran .............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16
LAMPIRAN .................................................................................................. 17
Lampiran 1. Jurnal kegiatan Budidaya............................................................. 17
Lampiran 2. Dokumentasi ............................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Padi beras merah merupakan salah satu jenis padi di
Indonesia yang mengandung gizi yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, beras
merah mempunyai khasiat yang lebih dibandingkan dengan beras putih. Kandungan
antisionin dalam beras merah dapat menjadi antioksidan yang baik bagi
kesehatan. Komposisi gizi beras merah per 100 gram terdiri atas protein 7,5
gram, lemak 0,9 gram, karbohidrat 77,6 gram, kalsium 16 miligram, fosfor 163
gram, zat besi 0,3 gram, dan vitamin B1 0,21 gram, konsumsi beras merah tanpa
penyosohan ternyata mengandung banyak serat, minyak alami, dan lemak esensial
yang berguna bagi tubuh.
Berdasarkan kandungan gizinya , maka padi beras
merah sangat baik untuk daerah rawan pangan khususnya masyarakat yang berstatus
kurang gizi. Selain itu, konsumsi beras
merah dapat mencegah penyakit kanker, kolestrol dan jantung koroner dengan
biaya relatif sangat murah dan aman. Namun demikian, di Indonesia padi beras
merah kurang mendapatkan perhatian bila dibandingkan padi beras putih, bahkan
konsumsi padi beras merah di Indonesia sangat terbatas.
Banyak
penelitian yang menyatakan bahwa beras merah memang kaya akan kandungan
nutrisi, diantaranya, protein, asam lemak tidak jenuh, betasterol, isoflavon,
saponin, Zn, dan juga mevinolin-HMG-CoA. Oleh karena itu, jika beras merah
dibudidayakan secara organik merupakan salah satu pilihan yang tepat dan salat
satu tanaman pangan yang baik untuk perbaikan gizi masyarakat. Selain itu,
kesejahteraan petani akan meingkat.
1.2 Rumusan masalah
Ø Berapakah pH tanah yang digunakan untuk menanam padi
merah?
Ø Apa faktor yang menetukan berhasil atau tidaknya
panen pada tanaman beras merah?
Ø Bagaimana hasil pengamatan padi merah?
1.3 Tujuan
Ø Mengetahui pH tanah yang digunakan untuk menanam
padi merah.
Ø Mengetahui faktor yang menetukan berhasil atau
tidaknya panen pada tanaman beras merah.
Ø Mengetahui hasil pengamatan padi merah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut
Rajguru et al (2002) menyatakan bahwa padi beras merah tergolong dalam family Gramineae, sub family Oryzaidae, suku / genus dan spesies Oryza sativa.
Menurut
Damarjati et al (2000) menyatakan bahwa salah satu bentuk olahan beras merah
paling sederhana adalah pembuatan tepung beras merah. Tepung merupakan salah
satu bentuk alternatif produk setengah jadi yang di anjurkan, karena akan lebih
tahan disimpan, mudah dicampur (difortifikasi), dibentuk, dan lebih cepat
dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis.
Menurut
Anonim (2004) menyatakan bahwa tebung beras merah pecah ulit diinformasikan
mengandug karbohidrat, lemak, serat, asam folat, magnesium, niasin, fosfor,
protein vitamin A, B, C, Zn, dan B kompleks yang berkasiat untuk mencegah
brbagai macam penyakit, seperti kanker usus, batu ginjal, beri-beri insomnia,
sembelit, dan wasir serta mampu menurunkan kadar gula dan kolesterol.
Menurut
Frei (2004) menyatakan bahwa beras merah dan hitam varietas lokal dari Filipina
dan Malaysia mengandung betakaroten hingga 0,13 dan 038 ug. Beras merah dan
hitam ini selain sangat mendukung penyerapan partikel ke dalam tubuh dan
konversi beta-karoten ke dalam vitamin A, juga merupakan senyawa antioksidan
dan anti-inflamatori yang dalam tubuh dampaknya mengarah kepada antikanker.
Menurut
Widjayanti (2004) menyatakan bahwa beras merupakan sumber bahan pangan
fungsional, yaitu bahan makanan alami yang mengalami proses pengolahan dan
mengandung satu atau lebih komponen pembentuk dengan fungsi-fungsi fisiologis
tertentu dan bermanfaat bagi kesehatan
Menurut
Suardi (2005) menyatakan bahwa salah satu jenis beras yang juga menjadi
komoditi di Indonesia adalah beras merah. Beras merah sudah lama diketahui
bermanfaat bagi kesehatan selain sebagai pangan pokok.
Menurut
Balai Besar Penelitian Padi (2009) menyatakan bahwa hama dan penyakit utama
yang menyerang tanaman padi antara lain wereng batang coklat (WBC), penggerek
batang, tikus, tungro, hawar daun bakteri, dan blas.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan waktu
3.1.1 Tempat
Tempat
praktikum : Lahan belakang Politeknik Negeri Banyuwangi
3.1.2 Tanggal
& waktu pelaksanaan
Waktu
pemberian pupuk kandang & kimia : Tanggal : 28 April 2016
: Waktu :
07.30-09.00 WIB
Waktu
penanaman padi
: Tanggal : 07 Mei 2016
: Waktu :
07.30-12.00 WIB
Waktu
penyiangan gulma & pengairan :
Tanggal : 13 Mei 2016
: Waktu :
08.00-12.00 WIB
Waktu
pemberian pupuk & penyiangan :
Tanggal : 20 Mei 2016
: Waktu :
10.00-12.00 WIB
Waktu
pengairan air
: Tanggal : 24 Mei 2016
: Waktu :
16.00-17.00 WIB
Waktu
pengairan dan penyemprotan :
Tanggal : 30 Mei 2016
: Waktu :
17.00-17.45 WIB
Waktu
penyiangan : Tanggal :
02 Juni 2016
: Waktu :
07.00-08.00 WIB
Waktu
pemberian pupuk
: Tanggal : 09 Juni 2016
: Waktu :
07.30-08.30 WIB
Waktu
pengairan air
: Tanggal : 16 Juni 2016
: Waktu :
09.00-10.00 WIB
Waktu
penyebaran pupuk
: Tanggal : 23 Juni 2016
: Waktu :
16.00-16.30 WIB
Waktu
penyemprotan pestisida
: Tanggal : 23 Juni 2016
: Waktu :
16.30-17.00 WIB
3.2 Alat dan
bahan
3.2.1 Alat
Alat untuk
pemberian pupuk kandang & kimia:
-
Timba
Alat untuk
penanaman padi:
-
Tali rafia/kentengan
-
Penggaris
Alat pemberian
pupuk & penyiangan:
-
Timba
-
Timbangan
digital
Alat untuk
pengairan:
-
Cangkul
Alat untuk
pengairan & penyemprotan:
-
Cangkul
-
Timba
-
Alat penyemprot
Alat untuk
pemberian pupuk:
-
Timba
3.2.2 Bahan
Bahan untuk
pemberian pupuk kandang dan kimia:
-
TSP 5 kg
-
Pupuk kandang
Bahan untuk
penanaman padi:
-
Benih padi merah
berjumlah 40 benih/lubang
-
Benih padi merah
berjumlah 50 benih/lubang
Bahan pemberian
pupuk 1:
-
KCL 5 Kg
-
SP-36 2 Kg
Bahan untuk
penyemprotan:
-
Air
-
Pestisida
-
Insektisida
-
Fungisida
Bahan pemberian
pupuk 2:
-
KCL
-
ZA
-
SP-36
Bahan pemberian
pupuk 3:
-
KCL 2 Kg
-
ZA 3 Kg
3.3
Langkah-langkah praktikum
Pengolahan
lahan:
-
Tanah diairi
sampai penuh, kemudian diberi pupuk kandang & TSP dan didiamkan selama 7
hari.
Penanaman benih:
-
Hitunglah benih
sebanyak 50 benih dan 40 benih.
-
Siapkan
kentengan, lalu tanamlah benih secara bergantian (50, 40)
-
Masukkan benih
kedalam tanah sedalam 3-7 cm.
Penyiangan:
-
penyiangan
dilakukan secara tradisional, yaitu dengan menggunakan tangan. cabut gulma
dengan tangan atau injak dengan kaki.
Pemberian pupuk:
-
Pupuk ditentukan
dosisnya terlebih dahulu, setelah itu dimasukkan kedalam timba
-
Aduk pupuk
hingga tercampur rata.
-
Aplikasikan
pupuk dengan menggunakan tangan, seperti gerakan melempar.
-
Lakukan hal
tersebut sampai semua rata.
Penyemprotan
pestisida:
-
Campurkan
insektisida sebanyak 2 sendok, fungisida sebanyak 3 kali tumpahan dan 1 botol
pestisida.
-
Aduk sampai
semuanya tercampur
-
Pestisida
dimasukkan kedalam tangki penyemprotan
-
Campur pestisida
dengan air sebanyak 18 liter
-
Semprotkan
pestisida ketanaman padi, jangan terlalu tinggi. Karena agar pestisida tidak
kebawa angin dan bisa membahayakan pernafasan.
-
Lakukan hal
tersebut sampai semuanya merata.
3.4 Prosedur
pelaksanaan
3.4.1 Budidaya padi merah
a.
Pengolahan lahan
Hal
yang pertama dalam pengolahan lahan dengan membersihkan lahan dari tanaman
penggangu yang masih tersisa dilahan yang akan digunakan untuk budidaya.
Setelah itu, mencampur pupuk kandang dan TSP kedalam lahan yang sudah
tergenangi oleh air.
b.
Pembenihan
Pembenihan
dapat dilakukan dengan cara semai menggunakan metode SRI ataupun tradisional,
pemilihan bibit padi unggul sangatlah penting. Rendam benih padi kedalam air,
kemudian buang benih padi yang mengambing, agar mendapatkan benih padi yang
berkualitas.
c.
Penanaman
Penanaman dapat
dilakukan diawal musim hujan. Penanaman bisa dilakukan dengan metode jajar
legowo atau yang lainnya. Jarak tanam yang dapat digunakan adalah 25 X 25 cm,
tergantung kebutuhan anda. Penanaman padi benih ini dengan cara silang (40, 50,
40 dst).
d.
Perawatan
Perawatan
dapat dilakukan dengan pemberian pupuk, penyulaman. pengairan yang tepat waktu,
pengendalian hama, dll. Perawatan dapat sesuai dengan perhitungan
masing-masing, dan kondisi lahan yang ada.
e.
Penyiangan,
penyulaman dan Pengairan
Penyiangan
dapat dilakukan selama 3-4 minggu dengan menggunakan tangan. Cabut tumbuhan
yang menggangu pada tanaman dengan tangan atau diinjak. Penyulaman dapat
dilakukan ketika tanaman padi sudah berumur 1-3 minggu. Pengairan dapat
dilakukan ketika lahan mulai mengalami kekeringan, ketika mau mengadakan
pemupukan.
f.
Pemupukan &
pengendalian hama
Pemberian
pestisida dapat dilakukan selama 15-20 hari sekali, sementara pemberian pupuk
organik dapat dilakukan selama 5 hari sekali. Aplikasi pemberian pupuk dan
pengendalian hama menggunakan pestisida membutuhkan selang waktu 5 hari.
g.
Panen
Pemanenan dapat
dilakukan ketika buah padi sudah mulai merunduk dan berwarna agak kuning
kemerah-merahan, dan terisi dengan penuh. Untuk waktu, tergantung varietas yang
ditanam. Pemanen bisa menggunakan cara yang tradisonal maupun modern. Cara
tradisional dengan menggunakan sabit, sementara cara modern dengan cara
menggunakan mesin yang bersamaan dengan perontokan bulir padi.
3.5 Parameter
pengamatan
Pengamatan yang dilakukan meliputi
informasi tentang pertumbuhan tanaman dan jenis hama yang menyerang tanaman.
3.5.1
Komponen pertumbuhan
Komponen pertumbuhan meliputi:
1)
Pertumbuhan
tinggi tanaman
2)
Bunga
3)
Bulir padi
3.5.2
Komponen hama yang menyerang tanaman
Komponen hama yang menyerang tanaman
meliputi:
1)
Jenis hama yang
menyerang
2)
Cara
pengendalian
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 pH tanah tanaman beras merah
Tanaman beras merah
merupakan tanaman yang dapat tumbuh dengan pH antara 4,0 – 7,0, yang merupakan
pH yang cukup baik bagi tanaman padi. Penggenangan air akan mengubah pH tanah
menjadi pH netral (pH 7). Pada awal penanaman dilakukan pemberian pupuk kandang
dan TSP pada lahan yang digenangi dan didiamkan selama 7 hari, memiliki tujuan
untuk mengubah pH tanah lahan yang berada dibelakang Politeknik Negeri
Banyuwangi. Adanya kegiatan tersebut, akan membuat pertumbuhan tanaman padi
menjadi lebih baik dengan pH yang netral.
4.2 Penentu keberhasilan panen
Penentuan keberhasilan
panen yang melimpah ditentukan oleh pengaplikasian pupuk, pestisida dan
pengairan yang tepat dan sesuai dengan dosis yang pas. Dengan penentuan yang
tidak berlebihan tersebut, bisa membuat tanaman padi tumbuh dengan maksimal,
selain itu juga tidak merusak unsur mikro maupun makro yang ada didalam tanah.
Jika kegiatan tersebut sesuai dengan waktu dan pupuk/pestisida yang digunakan
maka hasilnya juga bisa maksimal. Memiliki kemampuan dalam menentukan hama apa
yang menyerang dan cara penjegahan yang tepat juga termasuk kedalam penunjang
keberhasilan panen.
4.3 Hasil pengamatan padi beras merah
Tanaman padi Beras
merah dengan menggunakan sistem tanaman 40 dan 50 benih tanaman padi pada
setiap lubang, secara kasat mata memiliki kekurangan yaitu tidak tumbuhnnya
maksimal tanaman padi, karena persaingan unsur hara yang ketat antara tanaman
satu dengan tanaman yang lain. Pertumbuhan anakan juga akan terganggu dan
kurang maksimal. Banyak tanaman per lubang juga akan menimbulkan tempat hama
dan penyakit bersembunyi dan berkembang, sehingga akan merugikan tanaman itu
sendiri. Namun, dengan adanya pengamatan ini, semoga dapat menjawab pertanyaan
kekurangan yang akan ditimbulkan oleh sistem tanaman seperti ini.
Tanggal
|
Sampel
|
Tinggi
|
Temuan
|
|
40
|
50
|
|||
05
Mei
2016
|
Sampel 1
|
31
|
25,4
|
-
|
Sampel 2
|
29,5
|
27,8
|
||
Sampel 3
|
25,4
|
35
|
||
Sampel 4
|
32,5
|
29
|
||
Sampel 5
|
25,7
|
28
|
||
Sampel 6
|
27,1
|
25,9
|
||
Sampel 7
|
30
|
31
|
||
Sampel 8
|
27
|
33,5
|
||
Sampel 9
|
25,9
|
28,3
|
||
Sampel 10
|
32
|
24,9
|
||
12
Mei
2016
|
Sampel 1
|
40
|
36,5
|
-
|
Sampel 2
|
36,5
|
35
|
||
Sampel 3
|
33,5
|
42,3
|
||
Sampel 4
|
39,7
|
36,5
|
||
Sampel 5
|
31,5
|
34
|
||
Sampel 6
|
34,5
|
33,8
|
||
Sampel 7
|
37,1
|
38,8
|
||
Sampel 8
|
35
|
42,3
|
||
Sampel 9
|
35,6
|
35,5
|
||
Sampel 10
|
39,7
|
33
|
||
19
Mei
2016
|
Sampel 1
|
53
|
43
|
Gulma, tanaman padi dimakan oleh
kambing, belalang.
|
Sampel 2
|
50
|
41
|
||
Sampel 3
|
40,5
|
48,2
|
||
Sampel 4
|
45,8
|
41
|
||
Sampel 5
|
39,8
|
42,2
|
||
Sampel 6
|
40
|
40
|
||
Sampel 7
|
43,5
|
45
|
||
Sampel 8
|
43
|
49,2
|
||
Sampel 9
|
44,2
|
43,2
|
||
Sampel 10
|
46
|
40
|
||
26
Mei
2016
|
Sampel 1
|
61,4
|
54
|
Gulma mulai tumbuh, belalang.
|
Sampel 2
|
62
|
58,6
|
||
Sampel 3
|
55,3
|
53
|
||
Sampel 4
|
52,1
|
56,7
|
||
Sampel 5
|
49,9
|
51
|
||
Sampel 6
|
52
|
51,4
|
||
Sampel 7
|
57
|
58
|
||
Sampel 8
|
48,4
|
53
|
||
Sampel 9
|
55,7
|
52
|
||
Sampel 10
|
54
|
51,6
|
||
02
Juni
2016
|
Sampel 1
|
75,7
|
70
|
Banyak gulma yang tumbuh, ada hama
antara lain: belalang, laba-laba, serangga, walang sangit
|
Sampel 2
|
82
|
77
|
||
Sampel 3
|
76
|
74
|
||
Sampel 4
|
67
|
70
|
||
Sampel 5
|
69
|
70
|
||
Sampel 6
|
66,5
|
64
|
||
Sampel 7
|
66
|
72
|
||
Sampel 8
|
53
|
63,5
|
||
Sampel 9
|
70
|
61,5
|
||
Sampel 10
|
67
|
61
|
||
09
Juni
2016
|
Sampel 1
|
77
|
73
|
Hama yang menyerang, antara lain:
belalang, walang sangit, daun padi yang ujung banyak yang berwarna kuning.
ada bagian padi yang terlihat sehat (gemuk) dan ada yang terlihat kurang
sehat (Kurus). pengairan masih terasa kurang terpenuhi dengan baik.
|
Sampel 2
|
86
|
83
|
||
Sampel 3
|
83,5
|
82,5
|
||
Sampel 4
|
71
|
70
|
||
Sampel 5
|
77,5
|
77,5
|
||
Sampel 6
|
76,5
|
72,5
|
||
Sampel 7
|
74,7
|
78
|
||
Sampel 8
|
68
|
74
|
||
Sampel 9
|
74,5
|
65
|
||
Sampel 10
|
69,5
|
69
|
||
16
Juni
2016
|
Sampel 1
|
84
|
80
|
Belalang, walang sangit,
laba-laba, kekeringan karena perebutan
pembagian air antara kelas 1 dengan kelas yang lainnya. Tanaman padi sudah
mulai berbunga dan muncul bulirnya.
|
Sampel 2
|
95
|
92
|
||
Sampel 3
|
82
|
90
|
||
Sampel 4
|
81
|
87
|
||
Sampel 5
|
84
|
88
|
||
Sampel 6
|
84
|
82
|
||
Sampel 7
|
89
|
90
|
||
Sampel 8
|
72
|
84
|
||
Sampel 9
|
92
|
74
|
||
Sampel 10
|
92
|
83
|
||
23
Juni
2016
|
Sampel 1
|
95,3
|
95,4
|
Belalang, walang sangit, laba-laba,
padi mulai banyak yang mengeluarkan bulir padi, ada padi yang kering dan
hampa sebelum pengisian bulir, penggerek batang padi, dan gulma yang mulai
meninggi.
|
Sampel 2
|
107
|
102
|
||
Sampel 3
|
95,4
|
101
|
||
Sampel 4
|
93,1
|
99,4
|
||
Sampel 5
|
94
|
98,2
|
||
Sampel 6
|
97
|
93,7
|
||
Sampel 7
|
101
|
100
|
||
Sampel 8
|
88,9
|
96
|
||
Sampel 9
|
105
|
89
|
||
Sampel 10
|
103
|
97
|
Keterangan : Tinggi tanaman dalam ukuran
Cm
4.4 Pembahasan
1)
Tinggi tanaman
Tinggi tanaman padi
beras merah diantara 10 sampel diatas memiliki pertumbuhan yang beragam dan
cukup baik. Pertumbuhan tinggi tanaman yang paling terbaik, terjadi pada sampel
6 dibandingkan dengan sampel yang lainnya. Pertambahan tinggi tanaman pada
sampel 9 & 10 tidak terlalu signifikan dikarena dimakan oleh kambing.
Jika kita bandingkan antara
tanaman beras merah salah satu lubang berisi 40 benih dan 50 benih jelas sangat
berbeda dari tinggi tanaman. Pada tanaman beras merah yang satu lubang berisi
40 benih lebih tinggi dan lebih banyak anakan yang tumbuh. Sementara, tanaman
beras merah yang satu lubang berisi 50 benih lebih pendek dan anakan tidak
terlalu terlihat dengan jelas. Hal tersebut diakibatkan karena semakin
banyaknya tumbuhan yang berebut unsur hara untuk kelansungan hidupnya, sehingga
tanaman hanya akan mendapatkan sedikit unsur dari yang seharusnya diterimanya.
2) Bunga
Bunga tanaman padi
sudah terleihat pada 40 HST yaitu pada tanggal 16 Juni 2016. Bunga tanaman
beras merah masih tidak begitu banyak. Namun, jika dilihat dengan kasat mata.
Bulir yang dihasilkan cukup banyak dalam 1 tangkai. Pemberian pupuk seminggu
sebelum tanaman padi merah mengeluarkan bunga sangat efektif dalam proses
pembungaan tanaman. Setelah proses pembungaan maka akan terbentuk bulir padi
dan masuk kedalam proses pengisian.
3)
Bulir padi
Bulir padi mulai keluar
pada 49 HST, pada setiap tanaman padi mengeluarkan jumlah bulir yang yang
lumayan banyak. Namun, ada beberapa bulir yang kering dan hampa yang
diakibatkan oleh hama penggerek batang padi. Pemberian pupuk ZA dan KCL pada
tahapan ini bertujuan agar bulir bisa lebih berisi dan penyemprotan insektisida
bertujuan untuk mengusir hama yang menyerang tanaman padi, khususnya pada tahap
yang paling penting ini. Pada tanggal 23 Juni 2016 bulir pada ada yang terkena
serangan penggerek batang padi, sehingga bulir padi menjadi kering dan hampa.
Jika serangan ini dibiarkan, maka akan merusak tanaman padi, sehingga akan
berdampak pada gagalnya panen.
4.5 Temuan dan pembahasan
a)
Gulma yang
tumbuh dengan cepat
Pertumbuhan gulam yang
ada dilahan yang bisa dibilang sangat cepat terjadi satu minggu sekali.
Tumbuhnya gulma ini yang sangat cepat ini ditakutkan menjadi salah satu faktor
hama dan tumbuhnya inang hama untuk menyerang tanaman padi, selain itu
tumbuhnya gulam tersebut juga akan merebut unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan
padi untuk tumbuh. Pencabutan gulma ini dilakukan dengan cara tradisional untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan kedepannya.
b)
Pertumbuhan
tanaman yang tidak rata
Pertumbuhan tanaman
yang tidak rata ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
pemberian irigasi air yang tidak merata, sehingga ada tanaman yang tidak
mendapatkan kandungan air yang cukup, akibatnya pertumbuhan tanaman terganggu.
Selain itu, faktor penyebaran pupuk yang tidak rata juga menjadi salah satunya.
Pemberian pupuk ini bertujuan untuk menambah kandungan unsur mikro yang ada
didalam tanah, jika penyebaran tidak rata maka akan berdampak pada kurangnya
kandungan unsur mikro yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga menghambat
pertumbuhan tanaman tersebut.
c)
Bulir padi
kering dan hampa
Gejala ini diakibatkan
karena tanaman padi terserang oleh penggerek tanaman padi. Gejala yang
diakibatkan karena terserang hama ini seperti gambar diatas, jika dibiarkan
saja maka hasil panen akan menurun dan merusak tanaman padi.
4.6 Hama dan cara pengendaliannya
a)
Belalang
Belalang merupakan
salah satu hama yang sering kita jumpai dilahan persawahan, khususnya tanaman
padi. Belalang memiliki kemampuan melompat yang sangat baik, sehingga akan
menyerang daun, batang padi bahkan tunas padi yang masih muda/tua dan
menjadikannya sebagai makanan. Gejala tanaman yang terserang belalang adalah
bekas gigitan berbentuk sobekan bergirigi tidak beraturan, bahkan pada serangan
berat hanya akan menyisakan tulang daun saja. Pengaplikasian pestisida pertama,
tidak mengendalikan belalang secara penuh. Belalang kembali lagi ketanaman pada
minggu berikutnya. Belalang dapat diatas dengan memusnahkan telur dan
menangkapnya, lalu dimusnahkan.
b)
Walang sangit
Hama walang sangit
merupakan hama yang sering sekali menyerang tanaman padi. Hama ini menyerang
merusak bulir padi pada saat fase pemasakan, jika hama ini diganggu akan
mempertahankan diri dengan cara mengeluarkan bau. Selain sebagai mekanisme
pertahanan diri, bau ini juga berfungsi sebagai alat untuk menarik lawan jenis.
Pengaplikasiaan
insektisida yang pertama 30 Mei 2016 tidak bisa mengusir dengan baik, malahan
mengundang hama ini datang kelahan pada minggu berikutnya. Cara pengendalian
walang sangit ini bisa ditangkap menggunakan jaring dan dibakar sebelum fase pembuangaan,
dan memberikan umpan walang sangit dengan menggunakan ikan yang sudah busuk,
daging yang rusak atau dengan kotoran ayam kemudian disemprot dengan
insektisida. Pengaplikasian insektisida kedua ini diharapkan dapat mengusir dan
mengatasi masalah hama ini.
c)
Penggerek batang
Hama penggerek batang
merupakan hama yang sangat penting pada tanaman padi dan sering menimbulkan
kerusakan dan menurunkan hasil panen secara nyata. Hama ini menyerang bulir
padi yang akan mengisi bulirnya. Tanaman pada yang terkena hama ini akan nampak
seperti gamabr sebelah kanan, bulir padi akan kering dan hampa. Jika hama ini
tidak ditangani dengan cepat, maka akan merusaka tanaman padi yang diserangnya
dengan membabi buta. Pengendalian yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
kelompok telur, secara fisik dapat menyabit tanaman serendah mungkin dan
penggenangan air sawah setinggi 10 cm, batang padi akan busuk sehingga larva
mati.
d)
Kumbang
koksi/kepik
Kumbang adalah hama
yang sangat bermanfaat bagi petani. Karena kumbang ini menjadi salah satu
predator bagi hama kutu daun, kutu kebul/putih dan sejenisnya. Hewan ini mudah
dikenali karena bentuknya yang khas dengan punggung seperti kura-kura dan
berwarna dengan tutul hitam.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pertumbuhan tanaman
padi beras merah dengan 40 benih dan 50 benih setiap lubang, menghasilkan
beberapa kesimpulan, antara lain: lubang yang berisi 50 benih tanaman padi,
pertumbuhannya tidak maksimal dan anakannya pun cenderung tidak kentara dengan
jelas, berbeda dengan lubang yang berisi 40 benih tanaman padi. Hama-hama yang
menyerang tanaman padi, antara lain: belalang, walang sangit, penggerek batang
padi. Belalang merupakan hama yang menyerang tanaman padi paling lama diantara
lainnya.
Pengaplikasian
penyemprotan insektisida pada tanaman padi, tidak menghasilkan dampak yang
begitu signifikan. Hama belalang masih saja muncul kembali, meskipun tidak
sebanyak sebelumnya. Masalah belalang belum teratasi kini muncul walang sangit
dan penggerek batang padi yang mulai menyerang tanaman. Pengaplikasian pupuk
mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, namun ada beberapa tanaman padi yang
tumbuh tidak rata, karena penyebaran pupuk yang tidak merata.
5.2 Saran
Kurangnya komunikasi
antar kelas menjadi salah satu kendala dalam praktikum ini. Sebagian besar
setiap kelas mementingkan lahannya sendiri, khususnya dalam masalah pengairan.
Sehingga, lahan kelas satu dengan yang lainnya ada yang kekurangan air. Selain
itu, masalah informasi yang kurang tersebar dengan merata juga menjadi salah
satu kendala yang sangat fatal, baik bagi mahasiswa itu sendiri dan proses
praktikumnya.
Semoga untuk praktikum
yang akan datang akan lebih baik komunikasinya sehingga kelas satu dengan kelas
lain tidak saling egois dan bisa saling peduli dengan kelas yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi. 2009. Refleksi Kinerja Balai Besar Penelitian
Padi 2005-2009. Sukamandi Jawa Barat.
Damardjati,
D.S., S. Widowati, J. Wargiono, dan S. Purba. 2000. Potensi dan Pendayagunaan
Sumber Daya Bahan Pangan Lokal Serealia, Umbi-umbian, dan Kacang-kacangan untuk
Penganekaragaman Pangan. Makalah pada
Lokakarya Pengembangan.
Frei, K.B. 2004. Improving the nutrient availability in
rice-biotechnology or bio-diversity. In A. Wilcke (Ed.) Agriculture
& Development. Contributing to International Cooperation 11(2): 64–65.
Rajguru,
N.R. Burgos. D.R. Gealy, C.H. Sneller, and J.McD. Stewar. 2002. Genetic
Diversity of red rice in Arkansas. In
Rice research studies.. Arkansas Agricultural Experiment Station ,
Fayetteville, Arkansas 72701. p. 99–104.
Suardi,
K. D. 2005. Potensi Beras Merah Untuk
Peningkatan Mutu Pangan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi Sumberdaya Genetik Pertanian. Bogor.
Widjayanti,
E. 2004. Potensi dan prospek pangan fungsional indigenous Indonesia. Seminar Nasional Pangan Fungsional
Indegenous Indonesia: Potensi, Regulasi Keamanan, Efikasi dan Peluang Pasar.
Bandung, 6-7 Oktober 2004.
LAMPIRAN
Lampiran 1
JURNAL KEGIATAN
BUDIDAYA
Tanggal
|
Budidaya
|
Temuan
|
28/04/16
|
Pemberian pupuk kandang dan TSP
|
-
|
07/05/16
|
Penanaman, pembuatan ketengan
|
-
|
13/05/16
|
Penyiangan gulma dan pengairan
|
Banyaknya gulma yang tumbuh dan
kekurangan air
|
20/05/16
|
Pemberian pupuk Urea & pupuk
kandang
|
-
|
24/05/16
|
Pengairan air
|
-
|
30/05/16
|
Penyemprotan pestisidan dan pengairan
air
|
Belalang,
walang sangit.
|
02/06/16
|
Penyiangan, pengambilan data
|
Banyak gulma yang tumbuh, ada hama
antara lain: belalang, laba-laba, serangga, walang sangit
|
09/06/16
|
Pengambilan data, pengairan dan pengamatan
|
Hama yang menyerang, antara lain:
belalang, walang sangit, daun padi yang ujung banyak yang berwarna kuning.
ada bagian padi yang terlihat sehat (gemuk) dan ada yang terlihat kurang
sehat (Kurus). pengairan masih terasa kurang terpenuhi dengan baik.
|
16/06/16
|
Pengambilan data, pengamatan dan
pengairan
|
Belalang, laba-laba, tanaman padi
sudah mulai keluar bunga dan bulir padinya.
|
23/06/16
|
Penyebarang pupuk, pengamatan, dan
penyemprotan insektisida
|
Bulir padi ada yang mengering dan
hampa, belalang, walang sangit, penggerek batang.
|
0 Response to "Laporan Pengamatan Tananam Padi Beras Merah | Produksi Tanaman Pangan"
Posting Komentar