1. Bagaimana cara pengeraman dan penyemaian
secara konvensional dan dengan menggunakan cara SRI (System Of Rice Intensification) ?
Jawab :
·
Metode SRI (System Of Rice Intensification) :
Cara pengeraman:
Benih diseleksi dengan bantuan air garam dan telur
ayam/itik/bebek. Telur yang bagus umumnya dalam air akan tenggelam, namun
apabila pada air diberi garam yang cukup dan diaduk maka telur yang bagus akan
mengapung. Telur ini berfungsi sebagai penanda ketika larutan garam sudah siap
untuk digunakan. Air garam yang sudah mampu mengepungkan benih dapat digunakan
untuk seleksi benih, langkah selanjutnya:
1)
Masukkan benih kedalam air garam dan pilih
hanya benih yang tenggelam, gabah yang mengapung dapat dimanfaatkan untuk pakan
ayam dan burung.
2)
Benih yang baik kemudian dicuci dengan
bersih sampai rasa asinnya hilang dari benih tersebut, juga akan lebih baik
dicuci dengan wadah yang berlubang dan pada iar yang mengalir untuk menyakinkan
benih akan terbebasa dari garam.
3)
Benih yang sudah bebas dari garam direndam
dalam air biasa selama 24 jam.
4)
Setelah benih direndam, kemudian lakukan
pemeraman selama sekitar 36 jam yaitu benih dibungkus dengan karung goni atau
kain basah. Penyimpanan benih yang dibungkus kain basah ini akan lebih baik
ditempat yang hangat misalnya dapur asalkan kainnya tetap dijaga basah dan
lembabnya.
5)
Setelah berkecambah atau muncul akar
pendek, benih sial disemai/disebar.
Cara penyemaian:
1)
Pembuatan persemaian tidak harus dilahan
sawah, tapi dapat juga menggunakan baki atau kotak dari kayu atau bambu.
2)
Siapkan media persemaian tadi dengan cara
mencampurkan tanah dengan pupuk organik/pupuk kandang/bokhasi dengan
perbandingan 1:1
3)
Sebelum wadah diisi dengan media, lapisi
terlebih dahulu menggunakan daun pisang yang sudah dilemaskan dengan cara
dijemur atau dipanaskan diatas api.
4)
Masukkan media kedalam wadah hingga ¾
penuh. Selnajutnya, media ini disiram dengan air spaya lembab.
5)
Tebarkan benih kedalam wadah, jumlah
perwadah antara 300-350 biji.
6)
Taburkan arang sekam diatas benih sampai
rata melapisi/menutupi benih.
7)
Selanjutnya simpan wadah-wadah ini
ditempat yang teduh. Pada hari pertama dan kedua, sebaiknya wadah ini ditutpi
agar tidak kepanasan.
8)
Penyiraman bisa dilakukan setiap hari
(pagi dan sore) agar media tetap lembab dan bibit tanaman tetap segar.
9)
Pada metode SRI ini benih siap digunakan
sebelum mencapai 15 hari, dan sebaiknya antara umur 8-10 hari setelah tebar,
yaitu saat benih memiliki 2 helai daun.
Prinsip Budidaya SRI:
1)
Tanam bibit muda berusia kurang dari 12
hari setelah semai ketika bibit masih berdaun 2 helai.
2)
Tanam bibit satu lubang/bibit dengan jarak
tanam lebar 30X30 cm, 35X35 cm atau lebih jarang lagi.
3)
Pindah tanam harus segera mungkin (kurang
30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal.
Pemberian air maksimum 2 cm dan periode tertentu dikeringkan sampai peeah
(irigasi berselang terputus)
4)
Penyiangan mekanis sejak awal sekitar umur
10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari. Sedapat mungkin
menggunakan pupuk organik & pestisida organik.
Keunggulan Metode SRI:
1)
Tanaman hemat air, selama pertumbuhan dari
mulai tanam sampai panen pemberian air maksimum 2 cm paling baik sekitar 5 cm
dan ada metode pengeringan sampai tanah retak.
2)
Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha,
tidak butuh biaya pencabutan bibit, tidak butuh biaya pindah bibit, tenaga
tanam berkurang, dan lain-lain.
3)
Hemat waktu ditanam bibit muda 5-12 hari
hari setelah semai, dan waktu panen lebih awal.
4)
Produksi meningkat dibeberapa tempat
mencapai 11 ton/ha.
5)
Ramah lingkungan, secara bertahap
penggunaan pupuk kimia (urea, KCL, SP36,dll) akan dikurangi dan digantikan
dengan menggunakan pupuk organik (kompos, pupuk kandang, dan MOL) begitupun
penggunaan pestisida.
·
Metode Konvensional
Cara pengeraman:
-
Benih direndam didalam air selama 1 hari 1
malam, kemudian benih diperakamkan selama 2 hari 2 malam.
-
Pengeraman membutuhkan air yang
terus-menerus tergenangi.
-
Butuh waktu 18-25 hari, maka akan tumbuh
daun dan akar, benih siap untuk disemaikan.
Cara penyemaian:
-
Pembuatan penyemaian dilakukan dilahan
sawah.
-
Siapkan media penyemaian
-
Tebarkan benih kedalam lahan sawah yang
sudah siap tergenangi oleh air.
-
Setelah beberapa hari (5-10 hari), lakukan
penebaran pupuk anorganik kedalam lahan sawah.
-
Pada metode ini benih siap digunakan
antara 18-25 hari, dengan cara mencabut langsung dan membersihkan kotoran dari
akar-akar tanaman.
-
Tanaman yang sudah dicabut diistirahatkan
selama 1 jam – 1 hari sebelum ditanam.
Perbedaan hasil cara SRI dengan Konvensional:
·
Pembenihan
-
Metode Konvensional, Tidak ada teknik
khusus untuk menyeleksi benih. Benih hanya direndam didalam air selama 1 hari 1
malam, selanjutnya benih diperamkan selama 2 hari 2 malam, dan benih siap untuk
disemaikan
-
Metode SRI, Ada teknik khusus yaitu benih
diseleksi dengan menggunakan larutan garam. Dimana, air dimasukkan kedalam
toples dan masukkan telur kemudian masukkan garam perlahan-lahan dan aduk
hingga telur mengapung, lalu masukkan benih. Benih yang tenggelam merupakan
benih yang baik. Selanjutnya, benih diperam selama 1 hari 1 malam (tidak lebih)
dan benih siap untuk disemaikan.
·
Penyemaian
-
Metode Konvensional, Persemaian dilakukan
langsung dilahan sawah dengan kebutuhan benih yang banyak antara 35-45 kg.
-
Metode SRI, Bisa menggunakan wadah dengan
kebutuhan benih yang sedikit yaitu antara 5-10 kg/ha.
·
Sebelum bibit ditanam
-
Metode Konvensional, Bibit yang siap
ditanam dicabut dan dibersihkan dari tanah yang melekat pada akar dan sebagian
daun dipotong dan dibagi perikatan untuk ditanam. Bibit juga harus
diistirahatkan selama 1 jam hingga 1 hari sebelum ditanam.
-
Metode SRI, Bibit diangkat (tidak dicabut)
bersama tanah yang melekat pada akar dan langsung ditanam disawah (kurang dari
30 menit)
·
Penanaman
-
Metode Kovensional, umur bibit yang siap
ditanam adalah 18-25 hss. Satu lubang tanam berisi 5-8 bibit tanaman, bibit
ditanam dengan kedalam > 5 cm.
-
Metode SRI, umur bibit yang siap ditanam
7-12 hss, satu lubang tanam berisi 1 bibit tanaman. Bibit tanaman dengan
kedalaman 2-3 cm dengan bentuk perakaran horizontal berbentuk L.
·
Pengairan
-
Metode Konvensional, lahan digenangi air
sampai setinggi 5-7 cm diatas permukaan tanah secara terus menerus.
-
Metode SRI, menggunakan pola pengairan
terputus (sawah tidak terus menerus digenangi air).
·
Pemupukan
-
Metode Konvensional, menggunakan pupuk
urea, TSP dan KCL.
-
Metode SRI, menggunakan pupuk
kandang/bkashi yang diberi tambahan pupuk organik cair yang mengandung
mikroorganisme lokal.
·
Penyiangan
-
Metode Konvensional, hanya bertujuan
membuang gulma dan dengan menggunakan herbisida.
-
Metode SRI, bertujuan untuk membersihkan
gulma, teknik membenamkan gulam yang tercabut kedalam tanah juga bertujuan
untuk memperbaiki struktur tanah dan dilakukan menggunakan tenaga manusia dan
alat bantu “susruk”
·
Pengendalian hama
-
Metode Konvensional, menggunakan metode
pestisida kimia.
-
Metode SRI, menggunakan pestisida organik.
2.
Apa kekurangan dan kelebihan penyemaian
benih padi secara tertutup dan terbuka?
Kelebihan penyemaian benih padi secara tertutup:
-
Tumbuh seragam, karena kondisi lingkungan
pada saat penyemaian tertutup menghasilkan suhu yang optimum dan merata
disepanjang penyemaian dan pertumbuhan padi dihambat oleh adanya karung
sehingga hasilnya seragam.
-
Lebih cepat tumbuh
-
Terlindung dari serangan hama dan penyakit
Kekurangan penyemaian benih padi secara tertutup:
-
Batang dan akar tidak kuat (mudah roboh)
-
Tidak dapat melakukan proses fotosintesis
dengan baik.
-
Warna benih tidak begitu hijau.
-
Biaya perawatannya mahal
Kelebihan penyemaian benih padi secara terbuka:
-
Warna daunnya hijau
-
Batang dan akar benih kuat.
-
Bisa melakukan fotosintesis dengan baik
Kekurangan penyemaian benih padi secara terbuka:
-
Pertumbuhan lambat
-
Tumbuh tidak seragam, karena kondisi
lingkungan tidak menghasilkan suhu yang kurang optimum dan tidak merata dan
juga disebabkan karena zat auksin yang dimiliki setiap benih berbeda-beda.
-
Mudah terserang hama dan penyakit.
3.
Mengapa benih padi harus dilakukan
pengeraman dan penyemaian terlebih dahulu sebelum ditanam?
Pengeraman, karena untuk meransang proses
perkecambahan benih, agar benih bisa cepat tumbuh
Penyemaian, karena:
-
Agar dapat menghasilkan benih yang berkualitas
dan tahan terhadap hama dan penyakit
-
Untuk mengurangi kematian akibat tanaman
yang belum siap dengan kondisi lapangan
-
Agar tanaman mudah beradaptasi
-
Memudahkan dalam perawatan
-
Agar tanaman tidak mudah terserang oleh
hama dan penyakit.
Tahap
ini sangat menentukan bagaimana pertumbuhan padi disawah.
0 Response to "PENGERAMAN DAN PENYEMAIAN PADA TANAMAN “TANAMAN PANGAN”"
Posting Komentar